📜 19.00

56 16 14
                                    

"Rene, sini!" Yuri melambaikan tangannya saat melihat siluet Irene yang baru masuk ke dalam Cafe.

Tersenyum manis menyambut sahabatnya yang mungkin karena padat dalam hal urusan dan tugas kampus, membuat keduanya jadi jarang bertemu.

"Aaaaa Yuri!!!" Pekik Irene sambil berlari kecil ke arah Yuri yang berdiri dan merentangkan tangannya, seperti nya sudah siap menerima pelukan tiba-tibanya.

"Gue kangen banget sama lo tau!" Keluh Irene saat sudah berhasil mendekap tubuh Yuri, dirinya menepuk pelan bahu sahabatnya.

Yuri terkekeh, "heh, lo kira lo doang?!" Selanya tidak terima. "Gue juga kangen tau!"

Irene memejamkan mata, "sadar ga sih, kita satu kampus tapi kek beda benua," gumamnya. Yuri menggangguk, membenarkan, "lo sombong, gue males!" Yuri yang kini balas menepuk bahu Irene kencang.

Gadis itu membuka kedua matanya yang tadi terpejam, lalu keluar dari pelukan itu dan menatap sahabatnya sengit, "unfriend aja kita." Ancamnya.

Yuri terkekeh, "becanda mak." Irene memutar kedua bola matanya.

Setelah ber-alay ria yang memakan banyak waktu tadi, kini keduanya duduk di meja yang memang sudah di booking terlebih dahulu oleh Yuri. Memang, kalo untuk urusan siapa cepat dia dapat, Yuri lah yang paling jago.

"Lo udah gue pesenin Latte, tapi sengaja ntaran di bawanya biar ga dingin." Jelas Yuri sambil menyeruput Cappucinonya.

Irene mengganguk, dia melepas tas selempangnya dan menaruh di atas meja, "biar gue aja nanti ke kasir."

Yuri menatap Irene polos, "lah ngapain?" Tanyanya.

"Bayar, sekalian nagih pesenan." Jawab Irene sambil membuka ponselnya.

"Gausah, gue udah bilang sama mas nya sesuai sama perkiraan jam lo dateng. Dan, tuh dia orangnya!" Seru Yuri saat melihat ada mas pelayan yang sedang berjalan ke arah mejanya datang dari arah belakang Irene duduk.

Irene menengok kebelakang, "permisi, 1 Latte sesuai pesanan." Sopan mas pelayan itu sambil menaruh Latte nya tepat didepan Irene.

Sejenak, gadis itu terpaku saat melihat wajah mas nya yang sedikit tampan, dan ditambah--

--oh Lesung pipi! Lihat, Irene sangat suka sekali dengan orang yang mempunyai lesung pipi. Itu terlihat manis!

"Kedip, Rene." Ucapan Yuri membuyarkan lamunan Irene. Temannya itu terkikik saat melihat wajah mupeng Irene yang tidak berganti arah sampai mas pelayan itu pergi ke tempatnya kembali.

"Sialan lo!" Umpatnya. Wajahnya memerah sedang menahan malu sekarang.

Yuri menggeleng pelan, sesudahnya mengeluarkan sebuah buku dari dalam tas nya.

"Nih Nyonya, buku sesuai dengan Reset yang udah lo kasih ke gue." Ujar Yuri sambil menaruh buku itu depan Irene.

Irene tersenyum antusias, dia menarik buku itu dengan semangat, "serius?! Aaaaa, gila! Akhirnya gue dapet juga nih buku." Pekiknya senang.

"Berapa harganya?" Sambung Irene sesaat tersadar, dan menatap ke arah Yuri.

Cewek itu menggeleng, sambil mengangkat gelasnya dan diarahkan ke mulutnya, "santai sama gue mah." Tolaknya.

Irene menggeleng tegas, "ga bisa dong! Gue cari di toko buku pusat, perpustakaannya, sampai online aja ga ada. Langka nih, btw lo dapet dimana?" Keponya.

"Toko buku Singapore." Ujar Yuri santai.

Gadis itu melongo sesaat mendengar ucapan santai yang dilontarkan Yuri, "gila, Lo serius?! Harganya?" Seru dengan semangat disamping rasa penasarannya.

SOMEONE 2 | HUNRENE Where stories live. Discover now