📜 40.00

55 10 4
                                    

Demi Neptunus dan planet Saturnus, ini ada kesalahan teknis, sungguh! ini seperti perkiraan kalian tapi mungkin ini adalah hal yang tidak disangka-sangka untuk keduanya.

Tidak, tidak! Jangan berpikir yang aneh-aneh dulu! Mereka hanya bertemu saja kok! EH?

Ya, mereka disini—Bae Irene dan Oh Sehun yang cetar dan menawan. No tipu-tipu, hanya ada mereka.

Bagai maaf yang melintas seperti angin lalu, dan juga bagaikan gengsi yang tenggelam terbawa oleh arus. Tidak peduli, mereka tetap disini—sudah kodratnya.

di bangku plastik yang disediakan di bawah warung yang hanya berandalkan lampu remang dan pencahayaan dari taman dari air mancur didepannya, mereka terduduk dengan jarak yang tidak bisa dikikis lagi sedemikian tipis. dekat, namun tidak dekat—definisi itu yang paling cocok.

Dibawah meja, kaki keduanya bergerak gelisah. Tidak ada bedanya dengan keadaan wajah keduanya yang bergerak kesana-kemari menghindari tatapan, mencari dan menemukan titik sedemikian rupa untuk menjauhi tatapan yang mungkin saja akan saling bertemu.

Mungkin kejadian ini berlangsung sekitar dua menit lebih, sampai pada akhirnya tujuan mereka yang sebenernya datang, menghampiri dan menyadarkan mereka ke alam sadar dan berseru, "bung, kalo ga ada apa-apa ga usah canggung!"

Sialan! Irene rasanya mau tenggelam dan berjongkok ria saja di dasar laut menghitung berapa banyak liter air didalam sana, dari pada harus menghadapi kenyataan pahit yang baru saja di utarakan.

Sehun melirik Irene sedikit, dirinya sekilas dapat melihat wajah gelisah dan canggung itu. Dirinya berinisiatif untuk berdeham pelan, "ekhm!" Tubuhnya juga ikut bergerak menetralkan otot tubuhnya yang kaku. Membenarkan juga posisi duduknya.

Tidak ada tanggapan dari gadis itu. Hanya ada tangan yang bergerak aktif membuka botol dan menuangkan isinya ke dalam gelas kecil milik gadis itu dan juga—eh miliknya?

"Gue ga mau lama-lama disini, jadi cepet abisin!" Sorot mata Sehun yang tadinya melebar, memandangi pahatan wajah Irene dari samping yang tampak sempurna, kini sedikit meredup dan membuang pandangannya ke arah lain.

Lelaki itu menunduk, menarik gelas miliknya, dan mengangguk, "thank you." Ucapnya.

Irene mengangguk, tanpa menunggu Sehun atau bersulang ria, dirinya langsung meneguk habis minumannya tanpa sisa. matanya terpejam, meresapi setiap tetesan minuman itu yang jatuh memenuhi tenggorokannya, "arghh!" Geramnya.

Brengsek! Sehun melihat adegan tadi. Sejenak, dirinya jadi tidak berselera minum, dan hanya ingin memandangi bagaimana sibuknya gadis itu berkutat dengan alkohol.

Seingatnya, terakhir kali melihat gadis itu dalam mode seperti ini adalah awal tahun mereka menjalin hubungan tepatnya pada saat graduation Irene. Itupun sederhana sekali, keduanya masih di tempat ini, hanya mereka berdua dengan gadis itu yang masih memakai baju kelulusannya di malam hari.

Katanya, "sengaja! Mau pamer sama semua orang kalo pacar mu yang cetar ini lulusan mahasiswa kedokteran!" dengan pekikan dan juga tawa semangatnya yang menggebu membuat lelaki itu tanpa sadar tersenyum tipis.

Irene melirik sekilas di tengah dirinya yang sedang menyesap bagian atas gelasnya, "ngapain lo senyum-senyum sendiri?" Tanyanya heran. Memadangi wajah Sehun dengan tatapan innocent khasnya.

Sehun yang tadinya berniat ingin minum, kini diletakkannya lagi gelas kecil itu didepannya, setelahnya menggeleng pelan, "gapapa, lanjutin!" Jawabnya.

Gadis itu yang notabene tidak ingin ambil pusing, hanya mengedikkan bahu saja, dan lanjut melanjutkan kegiatannya yang tertunda.

SOMEONE 2 | HUNRENE Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu