📜 20.00

61 10 9
                                    

"gue bilang juga apa," lontar Ken sambil setengah terkekeh dan tidak lupa tamparan pedasnya di bahu Vernon yang sekarang terlihat tengah kesal.

"Apaan? Lo bilang apa sat? Daritadi lo ketawa mulu." Balas Vernon. Tidak mengindahkan Ken yang masih sibuk senyum-senyum jahil ke arahnya, kini dirinya menarik satu bangku plastik dari kolong meja.

"Bang, kopi satu." Pintanya sambil menaikkan tangannya ke atas. Dirasa, ada orang yang baru datang diwarungnya, abang pemiliknya itu pun keluar dari dapur dan memberi balasan dengan mengangkat jempol.

Ken mendelik, sesaat setelah mengikuti Vernon duduk dibangku, "dih, gue ga dipesenin juga?" Keluhnya.

Vernon melirik sinis, "situ siapa?" Tantangnya balik.

Yang dituju bukannya kesal karena omongan itu, malah kini nyengir dengan menampilkan deretan gigi putihnya yang rapih, sambil memakai kacamata hitam yang entah dapat darimana.

Setelahnya Ken berdiri, diikuti tangannya yang membenarkan baju hitamnya agar terlihat rapih, "kenalin, jodohnya Kendall Jenner nih bos, Senggol dong!" Ucapnya dengan bergaya.

Vernon yang melihat itu memalingkan wajahnya kesamping dan membuat gerakan seperti orang muntah, "najis, bukan temen gue." Tolaknya.

Ken tertawa, lelaki itu duduk lagi setelah menepuk bahu Vernon beberapa kali dengan diiringi tawanya.

Heran, selera humornya mengapa rendah sekali.

"Nih, kopinya." Abang pemilik warung itu keluar dengan membawa satu kopi hitam dan disuguhkannya dihadapan Vernon yang sudah siap menyambut.

Lelaki itu tersenyum, "makasih yo bang."

"Bang, aing juga mau lah. Kopi susu sama ubi goreng ya." Ken menyahut antusias ke arah abang itu yang hanya dibalas anggukan sambil terkekeh, "tumben ga sarap?" Tanya Abangnya ke Vernon.

Vernon menggeleng kukuh setelahnya mengajak Abang itu berbisik, "situ datengnya telat, udah sarap tadi dia bang." Jawabnya.

Abang pemilik warung itu tertawa sambil menepuk belakang kepala Vernon, "bisa ae lo."

Ken melirik kesal, "ayu aja ghibahin gue. Gue udah siap nih menampung semua pahala kalian, dan memberi dosa gue." Katanya dengan kencang.

Vernon terkekeh pelan, "dah bang, bikinin dulu dah punya tuh orang. Gue sekalian nambah pisang goreng ya." Ujarnya santai. Abang itu tersenyum dan mengangkat kembali jempolnya tanda setuju, setelahnya melangkah masuk kedalam warungnya.

Slurpp! Hirupnya setelah mencium aroma kopi hitam pekat itu. Maklum, sekarang sudah menunjukkan pukul setengah 2. Hari sedang terik, dan pekerjaan mereka sedang banyak-banyaknya. Karena setelah insiden waktu itu, mereka bertekad akan lebih teliti dan menyanggupi kembali pada semua hal yang menyangkut pasongan hidupnya. Dan rela menambah waktu kerja, agar kejadian kemarin tidak terulang kembali.

Vernon. Lelaki itu menghela nafas sejenak, lalu menatap kopi hitamnya setelahnya.

Ken melihat itu, dirinya juga ikut menghela nafas sambil mengusap belakang kepalanya.

"Bro, gue denger-denger tuh si bos mau nambah karyawan." Awal Ken. Daripada hanya hening yang menyapa, mending dirinya buka obrolan baru.

Vernon menoleh, dirinya mengangkat satu alisnya, "ga caya gue kalo gosip keluarnya dari mulut lo." Ucapnya santai.

"Sialan! Beneran ini bung. Gue nguping waktu si bos lagi nelpon tadi pagi." Belanya.

Vernon hanya menanggapi dengan tawa ejekkan, sambil menatap Ken remeh, "iya buat gantiin posisi lo. Lo kan dah di keos sama si macan." Telaknya.

SOMEONE 2 | HUNRENE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang