📜 22.00

55 13 5
                                    

Brakk!

Bantal itu, tepatnya menjadi bantal terakhir yang menjadi sasaran empuk seorang gadis yang tengah berusaha sekuat mungkin meredam amarahnya.

Tidak! Tidak! Tidak mungkin hal yang sama sekali tidak diharapkan itu terjadi, bahkan tanpa sepengetahuan dirinya.

"ARGHHH!!" Yoona berjongkok sambil meremas kuat rambutnya. Ponselnya sudah dari beberapa waktu lalu tergeletak mengenaskan di pinggiran ranjang. Namun itu tidak berhasil menyita perhatiannya.

0108896--
Lo kecolongan start.
Send a picture

Pesan yang masuk dari kanal nomor asing yang sama sekali dirinya tidak kenal itu, berhasil membuat pikirannya resah. Sialan! 2 jam dirinya menggigit jari sambil berusaha mengenyahkan pikiran-pikiran buruk yang mungkin saja terjadi.

Dan, foto itu. Yoona tersenyum miring dengan tatapan kosong yang lurus ke depan. Tubuhnya luruh namun tidak dengan senyuman misterius itu yang masih terlihat.

"Lo mau berusaha hancurin mimpi gue?!" Lirih Yoona, tangan yang semula tergeletak lemas di atas pahanya, kini tiba-tiba bergerak.

"Mau hancurin mimpi gue? Mi-mimpi gue yang selama ini selalu jadi dongeng tidur gue,"

"Kenapa? Kenapa, hm? Lo tega sama gue?" Kalimat itu begitu saja terlontar diselingi dengan tawa halus yang keluar dari bibir Yoona.

Dan lama kelamaan, tawa itu berubah menjadi tawa yang menggema dan memekik bersamaan. Ditambah dengan tangan yang terkepal kuat. Tatapan perempuan itu menengadah ke atas.

"GA AKAN PERNAH!! LO GA AKAN BISA NGANCURIN MIMPI GUE IRENE!!!!!!!!!" Teriaknya dengan keras setelahnya menarik kasar rambutnya kembali dan menunduk.

Dirinya menangis.

"Ga akan pernah! Hiks," lirihnya sambil tersedu.

Di ruangan ini, menjadi saksi bagaimana terlihat semua bentuk emosi Yoona yang keluar hanya karena pesan asing yang entah dikirimkan oleh siapa.

"Gue yang selama ini nemenin dia, bukan Lo! Lo ga ada di saat terpuruknya dia!"

"Lo ga akan bisa. GA AKAN BISA!!!"

Gadis itu menangis tersedu bagai orang kesetanan sembari menendang-nendang udara dengan kasar. Tak dipedulikannya penampilannya kali ini, Yoona butuh pelampiasan.

Dirinya menengok kearah atas nakas, dimana menampilkan foto Sehun yang sedang tersenyum sambil memakai setelan wisuda, bersamaan dengan dirinya yang tersenyum manis dengan Toga Sehun yang nangkring indah di atas kepalanya.

Yoona memandang getir foto itu. Foto yang diambil 3 tahun lalu, di apartemen miliknya. Semua hal dan perasaan yang pernah membuncah saat itu, kini bisa dirinya rasakan kembali.

PRANG!!

Namun naas, untuk saat ini foto itu tidak bisa menghentikan aksi gilanya. Dirinya lempar foto itu tepat mengenai dinding, dan pecah lebur.

Perempuan itu tertawa saat melihat bingkai foto itu hancur, dan dengan cepat dirinya merangkak mendekat ke arah pecahan bingkai itu.

Sambil tertawa, salah satu pecahan kaca yang tajam itu berhasil dirinya ambil dan segera dirinya goreskan di beberapa sisi wajah, tangan, dan kakinya.

SEHUN'S MINE

Dirinya tersenyum manis saat melihat kalimat itu menghiasi wajah, tangan, dan kakinya dengan indah. Setelahnya, entah setan apa yang merasuki dirinya kaca itu dimasukkannya ke dalam mulut lalu dikunyahnya tanpa beban.

Seperti orang mengunyah permen karet.

Setengah menit, pecahan kaca yang tajam dan cukup besar itu, berhasil melukai beberapa rongga mulut dalamnya, seperti lidah, urat di sekitar atas gigi. Setelahnya perempuan itu memuntahkan semua kepingan kaca yang sudah berhasil menyerupai bubuyr itu dari dalam mulutnya, bersamaan dengan beberapa lendir dan darah juga.

"Sehun pasti khawatir ngeliat gue kayak gini." Racaunya, sambil berusaha berdiri dan berjalan menuju kaca riasnya.

"Sehun khawatir, pasti Sehun khawatir." Gumamnya lagi dan lagi, dirinya melihat tampilannya sendiri di dalam kaca setelahnya terkekeh pelan.

"Dengan ini, Irene gabisa ngambil perhatiannya Sehun lagi hihi." Kekehnya sambil menyisir bagian rambut kanannya yang terlihat kusut.

Dengan cepat dirinya mengambil ponselnya yang tergeletak dibawah, tanpa peduli bahwa rasa sakit yang dideritanya dibagian kaki semakin menjadi karena bergesekan tepat antara lantai dengan luka dalam yang dirinya sendiri buat.

"Yahh, kok kamu mati sih!" Sedihnya sambil menepuk ponsel itu dengan keras.

"DASAR GA GUNA! MATI AJA LO KAYAK IRENE!" Teriaknya dan ikut melempar ponselnya kembali ke arah dinding, sampai sekarang terlihat tak berbentuk dan terbelah dua.

"SEHUN! SEHUN! TOLONG! IRENE NYELAKAIN AKU! DIA UDAH BUAT AKU KAYAK GINI!" teriaknya di atas ranjang sambil memperlihatkan hasil lukanya entah kepada siapa.

Terdengar nangis yang di pura-pura kan itu setelahnya, "IRENE JAHAT! DIA BERUSAHA BUNUH AKU!" teriaknya lagi. "Kamu dateng dong! Aku gabisa bunuh Irene tanpa kamu, hehe." Setelahnya tertawa.

"Tapi gapapa, kalo kamu lihat nanti kamu sedih. Kamu jadi ga bisa cium bibir jalang itu lagi, jadi biarin aku yang bunuh dia pake tangan aku sendiri. Nanti!" Gumamnya disertai desisan tajam, mengarah tepat ke dinding. Seperti tengah membayangkan wajah Irene dan wajah Sehun yang tersenyum mengejek ke arahnya.

Sepertinya, dari sinilah kalian dapat mengetahui seberapa sakit mentalnya seorang Yoona yang sangat terobsesi kepada seorang Oh Sehun.

Tepat 10 tahun yang lalu.

____________________

TO BE CONTINUE !

Ada yang ngeri sama Yoona kah?
Btw, ini jangan dicontoh ya soalnya diluar fikri sekali:)

Kayaknya kalo Sabtu kelamaan, jadi up sekarang aja deh. Ada yang seneng?

Bye bye, kita ketemu kapan-kapan lagi 👋🌺

SOMEONE 2 | HUNRENE Where stories live. Discover now