📜 34.00

59 9 0
                                    

Lelaki itu sedikit merenggangkan otot-otot tubuhnya saat dirasa semua anggota tubuhnya mengalami keram otot. Wajar saja, dengan keadaan waktu makan siang yang sudah sedikit terlewat, bahkan tubuhnya masih enggan untuk meninggalkan tempat duduknya.

Melepaskan kacamata yang bertengger rapih di wajahnya, dirinya mendongak dan menyenderkan kepalanya di ujung kursi. Memejamkan mata, sedikit menikmati waktu istirahatnya.

TOK! TOK! TOK!

Tanpa perlu membuang waktu untuk membuka matanya, dirinya berkata, "masuk!" Dengan posisi masih sama.

Terdengar derap langkah masuk, mendekat ke arah meja kerjanya sedikit demi sedikit.

"Bos, gue bawa apa yang lo suruh!" Tiba-tiba, suara itu menerpa indera pendengaran Sehun. Sedikit bumbu topik yang membuat pejaman mata itu terbuka.

Masih dengan posisi semula, dirinya menolehkan wajah ke arah Ken yang masih berdiri di tempat, "sesuai?" Tanyanya memastikan.

Ken mengangguk pasti, "sesuai, bos." Jawabnya. Sedikit, senyuman tipis itu timbul di wajah tampan Sehun walaupun lawannya sama sekali tidak akan menyadarinya.

"Makasih. Lo bisa keluar!" Katanya lempeng. Dirinya mengisyaratkan meja menggunakan lirikan matanya.

Ken yang seolah paham, tanpa menunggu waktu lama menaruh barang yang dimaksud Sehun di atas meja kerja lelaki itu dan segera berbalik.

Namun belum mulai melangkah, tubuh lelaki itu kembali dibalikkan, kali ini sambil menatap Sehun lekat yang sedang mendongak menatap ke atas.

"Bos," panggilnya. Dan itu cukup berhasil, karena melihat salah satu alis Sehun yang bergerak naik.

"Orang ini, sahabat dekat bos?" Tanyanya tiba-tiba dan sedikit err lancang (?)

Mendengar itu, tak ayal membuat atensi Sehun sepenuhnya menghadap Ken yang sekarang sedang meneguk ludahnya kasar. Dirinya ada salah ucap, kah?

"To the point!" Perintah Sehun sembari menatap Ken tajam. Hey! Siapa sih, yang tidak takut mendapat tatapan membunuh seperti itu, tentu orang slengean modelan Ken juga akan menciut saat mendapat tatapan itu dari Sehun.

"L-luas lingkup pertemanan dia ga banyak bos. Hanya ada segelintir nama--" jawabnya gugup.

Ken menarik nafas dalam-dalam, "dan salah satunya bernama Chanyeol, bos." Ucapnya.

________________________

Sehun meremas erat selembar kertas yang berada di tangannya. Arah pandangnya lurus ke arah depan, dengan tatapan yang menerawang. Entah memikirkan apa, atau bahkan... Merencanakan apa?

"Jadi, lo kenal Jack?" Ulang lelaki itu. Tanpa perlu menengok, ataupun melihat reaksi dari lawannya. Hanya menunggu.

Chanyeol meneguk ludahnya kasar, dirinya kembali menunduk, kedua tangannya menyatu dan bertumpu diatas paha.

Dirinya bingung ingin menjawab apa. Takut salah bicara, tapi.. semua itu memang benar adanya.

Sehun tau darimana?

Lelaki itu menggertakkan giginya, sudah teramat kesal yang sampai ubun-ubun. Dirinya menoleh, menatap Chanyeol yang masih membungkam mulutnya.

"Jawab gue, anjing!" Desisnya. Tatapan itu benar-benar sangat tepat sasaran dan menohok Chanyeol yang masih diam.

"Hmm," sangat tidak sopan! Jawaban yang diberikan hanya berupa deheman. Entah itu mengatakan iya atau tidak, sangat ambigu.

Sehun menghela nafas kasar, dirinya menatap sekeliling. Sedikit tertegun dengan sikap nya beberapa waktu lalu, yang tanpa aba-aba langsung masuk dan menghampiri Chanyeol yang sedang duduk di meja kebesarannya.

SOMEONE 2 | HUNRENE Where stories live. Discover now