Chapter 1

1.5K 113 5
                                    

Halo semuanya👋.

Ini chapter pertama buat cerita ini.

Semoga suka.

Happy reading!!!

-----------------------------------------------------------
-------------------------
-----------------------------------------------------------




Di sebuah rumah tingkat dua yang di tinggali oleh tujuh saudara kembar terdengar suara tawa yang berasal dari ruang makan.

Mereka berenam tengah menikmati sarapan yang di telah di sediakan saudara mereka.

Tunggu berenam.

Bukannya mereka tinggal bertujuh.

Ah tapi mengapa hanya ada enam orang di meja makan, lalu dimana lagi yang satunya?

Sedangkan yang satunya hanya bisa memandang sendu ke arah keenam kakaknya yang sedang bercanda ria, tanpa dirinya.

Iya dia sudah terbiasa di abaikan seperti itu, entah kesalahan apa yang pernah di buatnya hingga mendapat perlakuan seperti itu dari para kakaknya.

Seorang remaja laki-laki dengan netra silver berusaha menahan air mata yang ingin jatuh dari pelupuk matanya, beruntungnya ia selalu menggunakan kacamata visor miliknya jadi tidak terlalu terlihat waktu dia ingin menangis.

Walau dia menangis pun para saudaranya tidak mungkin peduli dengannya bukan.

Dia adalah Boboiboy Solar.

Bungsu dari kembar tujuh bersaudara.

Namun keberadaannya seolah hanya sebagai sosok asing di antara mereka.

Solar perlahan kembali menutup pintu kamarnya, melihat kebersamaan para kakaknya hanya membuat hatinya sesak.

Dia tidak ingat kapan dia pernah bercanda dengan para kakaknya.

Oh atau bahkan tidak pernah.

Jika kalian bertanya dimana kedua orang tua dari tujuh bersaudara ini, mereka masih hidup tenang saja kok.

Cuman karena pekerjaan yang menuntut membuat mereka jarang berada di rumah.

Tapi walau mereka di rumah pun Solar hanya akan tetap merasa kesepian.

Oh mereka juga punya seorang kakek, biasa di panggil tok aba.

Atok mereka tinggal tak jauh dari rumah mereka, sesekali datang berkunjung dan memanjakan para cucunya, kecuali Solar.

Terkadang Solar selalu bertanya-tanya pada dirinya sendiri, mengapa dia sering di perlakukan tidak ada di antara mereka.

Bahkan ketika Solar hanya memunculkan dirinya saja sudah tampak ekspresi tak senang di raut wajah mereka.

Ayolah beritahu saja apa kesalahannya, bahkan Solar tidak mengerti apa yang dia perbuat hingga mendapat perlakuan seperti itu.

Jika ia tahu alasannya sudah pasti dia akan meminta maaf tapi bahkan dia pun tidak mengetahui letak kesalahannya ada dimana.

Karena sudah sedari kecil dia selalu seperti ini.

Bahkan dia harus menghidupi dirinya sendiri karena kedua orang tuanya sudah tidak sudi membiayai nya ketika beranjak SMA.

Dia beruntung mendapat beasiswa di SMA yang sama dengan keenam kakaknya, karena saat SMP hanya Solar sendiri yang berbeda sekolahnya. Karena orang tua mereka sengaja memisahkan dirinya dengan para kakaknya.

Do I Have The Right To Be Happy? [ End ]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin