Chapter 7

656 81 0
                                    

Author double up!

Semoga suka dengan chapter kali ini😄.

Jangan lupa vote dan komen ya.

Happy reading semuanya!!!
-----------------------------------------------------------
-------------------------
-----------------------------------------------------------

"Assalamualaikum." salam Gempa kala ia sudah sampai ke dalam rumahnya.

"Waalaikumsalam." Dan di balas oleh Halilintar dan Ice yang kebetulan tengah berada di ruang tengah untuk menonton tv.

Walau sebenarnya hanya Halilintar yang menonton karena Ice hanya tidur sejak tadi, namun dia terbangun kala mendengar suara pintu terbuka.

Gempa pun segera berjalan naik ke atas kamarnya, ingin segera membersihkan tubuhnya yang sudah terasa lengket.

Pintu kali ini kembali terbuka, namun berasal dari Solar.

Yang tanpa mengucap sepatah kata langsung beranjak ke atas kamarnya.

Toh walau ia mengeluarkan suara juga tidak akan ada yang membalasnya, selain itu dia sudah sangat lelah hingga suaranya tak sanggup untuk keluar.

Ice dan Halilintar hanya menatapnya sekilas sebelum kembali menatap ke arah tv kembali.

Dan Solar menyadari tatapan acuh kedua kakaknya hanya bisa tersenyum miris.

Segera Solar masuk ke dalam kamarnya, dia langsung saja membersihkan tubuhnya.

Setelah menghabiskan lima belas menit di dalam kamar mandi, Solar pun lantas mengenakan pakaian miliknya.

Lalu berjalan ke atas kasur dan mulai membuka buku pelajarannya.

Karena bosan akhirnya Solar memilih membaca buku pelajaran miliknya, sedangkan semua pr sudah dia kerjakan.

Tipikal anak rajin.

Tapi tidak tahu untuk yang hari ini ada pr atau tidak karena Solar tak masuk ke kelas seharian ini.

"Tahu begitu aku tidak usah masuk saja tadi, jadi kan badan ini tidak kembali di buat remuk oleh mereka." gumam Solar pelan sambil menghela nafas nya.

Mau menyesal pun sudah terjadi, jadi biarlah.

Solar pun kembali membaca bukunya.

Terlalu fokus sampai tidak sadar bahwa waktu sudah berjalan dengan cepat, tak terasa hari sudah mulai menggelap.

Membuat Solar lantas menoleh ke arah jendela kamarnya yang ia biarkan terbuka tadi.

Akhirnya Solar beranjak lalu bergerak menutup jendela miliknya.

Namun pergerakannya terhenti kala melihat ada Thorn yang tengah mengatur pot-pot tanaman miliknya.

Karena kamarnya berada di lantai dua membuat jendela kamarnya menghadap langsung ke arah halaman belakang rumahnya.

Solar masih terdiam menatap kegiatan sang kakak, yang pada akhirnya Thorn pun menoleh ke atas saat merasa ada yang memperhatikan dirinya.

Thorn yang melihat ternyata orang yang sejak tadi memperhatikannya pun lantas langsung membuang muka, membuat Solar hanya tersenyum miris melihatnya.

Solar pun segera menutup jendela miliknya.

Setelahnya dia kembali ke atas kasur, kali ini berbaring dekat posisi telungkup.

Dia meringis pelan kala tak sengaja menyentuh lebam yang di buat oleh ketiga pembully itu.

Solar hanya menatap nanar ke arah lengannya yang terlihat sekali jelas lebam berwarna ungu yang menghiasai sekitar lengannya.

Do I Have The Right To Be Happy? [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang