Chapter 20

566 71 14
                                    

Haloo semua...

Btw makasih banyak buat 1k readers nya😄.

Ini author update mumpung masih ada draft yang tersisa.

Omong-omong kok author makin merasa ceritanya makin gak jelas sih🥲.

Atau perasaan author saja😞.

Semoga kalian suka dengan chapter kali ini semuanya.

Jangan lupa vote dan komen.

Happy reading semuanya!!
-----------------------------------------------------------
-------------------------
----------------------------------------------------------

Entah sudah berapa lama Solar pingsan, hingga akhirnya dia tidak lama terbangun.

Dia berusaha mencoba mendudukkan dirinya namun segera di hentikan oleh seseorang.

"Jangan bangun dulu, kamu berbaring saja dulu." Maka netra silver itu pun menatap ke arah seorang perempuan berkacamata, ah Solar kenal.

Dia adalah Ying salah satu anggota PMR dan sekretaris osis.

Solar pun hanya bisa menurut karena dia sendiri merasa badannya masih terasa lemas.

"Ah ngomong-ngomong ada teh dan bubur ayam di atas meja, jika kau sudah merasa lebih baikan silahkan makan dulu. Karena aku harus pergi sedikit lagi ada rapat osis, kau bisa kan tinggal sendiri di sini." ujar Ying sambil menatap Solar.

Dengan lemas Solar mengangguk, "Bi-bisa...te-terima kasih..." ujarnya pelan membuat Ying mengangguk sebentar lalu tidak lama keluar dari UKS.

Keadaan hening saja karena hanya tersisa Solar di dalam.

"Tadi siapa yang mengangkat ku ya, perasaan tadi aku lagi berjalan dan tak lama pingsan. Jadi siapa yang mengangkat ku ke sini." gumam Solar bertanya-tanya.

Dia menaruh sebelah lengannya di atas matanya.

Menikmati sejenak kedamaian yang ada di sini.

"Ah benar aku juga harus belajar untuk olimpiade." gumam Solar.

Dia sendiri menoleh ke arah nakas yang sudah ada teh sekaligus bubur ayam di atas sana, pasti sudah dingin sih menurut Solar.

Karena Ying sendiri tidak menyangka bahwa Solar akan pingsan selama itu.

Maka Solar dengan perlahan bangun dan menyandarkan punggungnya ke sandaran kasur.

Dia mengambil teh itu dan meminumnya.

Setelahnya dia mengambil mangkuk berisi bubur ayam itu dan mulai memakannya.

"Buburnya enak, harusnya aku berterima kasih lebih banyak tadi." gumam Solar dengan mata berkaca-kaca.

Dia sangat senang hingga tanpa sadar matanya sudah berkaca-kaca.

Karena Solar sendiri jarang memakan enak, dia paling hanya bisa memakan roti saja untuk mengganjal perut.

Jika waktu dia kecil sih Solar sering sekali di berikan makanan sisa seusai keluarganya makan.

Do I Have The Right To Be Happy? [ End ]Where stories live. Discover now