Chapter 48

1.2K 106 95
                                    

Hai haiii..

Sesuai janji author update di hari Rabu😄

Sebelum membaca tolong baca warning ini ya.

Warning!!! Kekerasan!! Pembully an!! Semua hanya fiktif belaka!!

Jangan di tiru ya apa yang ada di chapter ini.

Komen perasaan kalian setelah selesai membaca chapter kali ini.

Rate berapa sedih chapter kali ini menurut kalian.

Segitu dulu dari author.

Happy reading minna-san!!!
----------------------------------------------------------
-------------------------
----------------------------------------------------------

Sejak kejadian di rooftop beberapa hari lalu, perlakuan Gempa terhadap Solar mulai berbeda.

Gempa mulai memperhatikan Solar, bahkan besoknya setelah kejadian di rooftop kemarin, Gempa mengajak Solar untuk sarapan bersama dan tentu membuat kelima orang selain Solar yang ada di meja makan terkejut. Namun tentu respon Solar hanya menatap dingin dan berlalu tak peduli, yang membuat Gempa merasa sedih. Tak bisa dia salahkan perilaku Solar juga, lagipula perlakuan dia ke Solar selama ini sudah sangat buruk.

Tidak mengherankan bahwa Solar pada akhirnya akan memilih bersikap tidak peduli.

Namun Gempa tak menyerah, seperti Solar yang tidak menyerah mencoba mendapatkan kasih sayang mereka maka Gempa pun juga harus sama. Walau pada akhirnya Solar sudah menyerah terlebih dahulu, tapi tidak apa semoga saja Solar masih ingin menerimanya menjadi kakaknya sekali lagi.

Sedangkan kelima saudaranya yang lain hanya bisa terdiam bungkam, mereka memang tidak lagi menyiksa Solar namun mereka sering sekali kedapatan melirik ke arah Solar. Apalagi Thorn yang sekelas dengan Solar dan sejak kejadian Solar mimisan di kelas ada perasaan khawatir yang mampir ke hati Thorn, namun tentu gengsi nya begitu tinggi untuk menanyakan apa yang terjadi pada Solar hari itu.

Beralih ke Gempa yang sekarang ini sedang mencari Solar dengan menenteng kantong kresek berisi roti dan susu yang dia beli tadi di kantin, celingak-celinguk mencari keberadaan Solar.

"Sebenarnya dia ada dimana sih." gumam Gempa bertanya-tanya.

Beginilah karena tidak pernah memperdulikan adiknya, yang membuatnya bahkan tidak bisa menerka-nerka kemana Solar berada.

Padahal mereka kembar harusnya ada ikatan yang kuat bukan, namun tentu saja tidak pernah dekat dari kecil apa membuat ikatan itu terus ada.

"Setelah di pikirkan lagi aku bahkan tidak tahu apa makanan kesukaan Solar, minuman kesukaannya, apa yang dia benci dan apa yang dia suka. Tempat apa yang sekiranya dia sukai, berbeda dengan yang lain aku tahu semua hal itu namun hanya Solar yang tidak. Ternyata aku memang Kakak yang sangat buruk sekali untuknya, bahkan bertanya bagaimana harinya seperti yang sering ku lakukan pada Blaze, Ice dan Thorn pun tak pernah sekalipun ku lakukan padanya." gumam Gempa, dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Beruntung dia sedang menunduk sehingga orang tidak melihat kalau sekarang kini ia sedang berusaha menahan tangisnya.

"Tapi mari terus berusaha Gempa jangan menyerah, Solar saja kuat untuk mendapat kasih sayang kami selama lebih sepuluh tahun. Tapi masa baru awal kau sudah menyerah, yosh aku tak akan menyerah. Baiklah sekiranya dimana dia akan pergi ya, hm mari coba ku pikir-pikir lagi." Gempa bergumam sambil mengetuk-ngetuk keningnya, berusaha mengingat.

Do I Have The Right To Be Happy? [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang