Chapter 25

565 73 15
                                    

Hai semua👋.

Btw author mau kasih tahu bahwa author sudah up buat book terbaru author, sekaligus sequel dari cerita ini.

Tapi masih prolog dulu ya.

Jangan lupa mampir ke cerita ini ya😁

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Jangan lupa mampir ke cerita ini ya😁.

Kalau begitu semoga kalian suka dengan chapter kali ini.

Oh ya btw author mau bilang kalau chapter berikutnya bakalan di up kalau bab ini dapat vote sebanyak 15.

Biasanya 16 karena author juga ikut vote ya hehehe.

Oke sekian dulu dari author.

Happy reading all!!
-----------------------------------------------------------
-------------------------
----------------------------------------------------------

Solar menatap kosong sepanjang jalan, arghh sungguh bisakah dia menghilang entah kemana hanya untuk hari ini saja.

Sepanjang jalan Solar menendang kecil batu yang ada di sekitarnya, namun yang dia tendang hanya merupakan batu berukuran kecil saja.

"Aku malas ke sekolah, lagipula hari ini tidak ada pelajaran. Tapi jika aku tidak terlihat maka mereka akan mengatakan aku bolos, dan sekali lagi aku akan mendapat hukuman. Urgh...padahal mereka tidak memperdulikan keberadaan ku biasanya, tapi kalau aku bolos mereka pasti akan memarahiku..padahal kan uang sekolahnya juga aku yang bayar sendiri tuh jadi serah aku dong mau ke sekolah atau tidak....tapi nanti aku akan dapat hukuman...arghh...aku seperti serba salah saja, eh enggak deh mereka semua yang aneh..." gerutu Solar panjang lebar sepanjang berjalan.

Mengabaikan tatapan heran yang di layangkan banyak orang, Solar tetap berjalan sambil menggerutu.

Selain dia menghindari hari ini, Solar juga kembali tak ingin di sakiti dengan melihat interaksi keluarganya.

Apa gunanya dia di sana, hanya menatap ke arah para keluarganya yang saling berpelukan tanpa dirinya.

Huhh lagipula itu sudah biasa walaupun begitu hatinya masih belum terbiasa akan hal itu, padahal Solar sudah sering melihatnya namun rasa sakitnya masih tetap sama.

"Hahh....sudahlah aku hanya bisa pasrah saja, nanti aku kabur saja ke perpus atau gak rooftop, baiklah ide yang bagus." kata Solar yang kini berlari kecil saat gerbang sekolah ada di depan matanya.

Dia berjalan santai menuju kelasnya, sepanjang dia berjalan lorong sudah di penuhi hiasan-hiasan yang telah di hias oleh para anggota osis lainnya.

Yah Solar juga tidak terlalu memperdulikan hal itu sih.

Saat sampai, Solar menaruh kepalanya di atas meja.

Mending dia tidur sambil menunggu kapan kepala sekolah akan memanggil mereka menuju aula.

Do I Have The Right To Be Happy? [ End ]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin