Chapter 30

626 77 26
                                    

Hai semua.

Ini draft terakhir yang author punya.

Jadi jika ingin tahu kelanjutannya mungkin agak sedikit lama soalnya author benar-benar belum tulis lanjutan dari chapter ini.

Warning ada self harm di sini!

Di harapkan bijak dalam membaca.

Siapkan hati dan kalau perlu siapkan juga tisu wkwkwkwk.

Semoga kalian suka.

Happy reading semuanya!!!
-----------------------------------------------------------
-------------------------
----------------------------------------------------------

Waktu berlalu kini hari sudah berganti dari siang menjadi malam.

Di tengah gelapnya malam Solar masih berjalan menuju rumahnya, di iringi suara deru mobil dan motor yang sesekali lewat, atau kucing yang sedang berkelahi, anjing menggonggong pun ada.

Solar sesekali mengusap kedua lengannya karena merasakan dingin yang menusuk.

Maka segera saja dia melangkahkan kakinya secepat mungkin menuju rumahnya.

Saat sampai segera Solar membuka pintu pagar rumahnya lalu menguncinya.

Solar membuka pintu rumahnya, baru saja dia menutup pintu rumahnya dan hendak berjalan menuju kamarnya.

Namun langkahnya langsung terhenti saat melihat keenam kakaknya berdiri di atas tangga, Solar menatap takut-takut karena seluruh kakaknya menatap dirinya dengan tajam.

Astaga apa salah Solar kali ini, seingatnya dia tidak berbuat aneh-aneh.

Solar sedikit bergetar saat melihat Taufan yang perlahan berjalan menghampirinya, tak lupa netra biru safir itu menatapnya sangat tajam, membuat Solar menggigit bibirnya menahan takut.

"Ke-kenapa Kak.." kata Solar lirih, dan detik itu juga tubuhnya jatuh ke bawah lantai saat Taufan tiba-tiba menonjok pipinya kuat. Solar memegang pipinya yang terasa perih, matanya menatap takut ke arah Taufan yang terlihat sangat emosi.

Solar merasa bahwa dia tidak membuat masalah, terutama pada kakak keduanya.

Solar tersentak kala perutnya di tendang begitu kuat oleh Taufan, membuat Solar sontak meringis dan memegangi perutnya.

"Ka...kakk..." lirih Solar pelan.

"Ku-ku mohon kak lepas..sa-sakit kak...." ujar Solar memohon kala rambutnya kembali di jambak kuat oleh Taufan, air mata sudah turun membasahi pipinya. Sakit dengan perlakuan kakaknya pada dirinya.

Taufan melihat hal itu dengan tidak berperasaan makin menjambak rambut Solar kuat, dia juga menampar pipi Solar bolak balik sampai pipi Solar memerah karena tamparan Taufan.

Setelahnya Taufan menghempaskan tubuh Solar kuat, membuat anak itu meringkuk ketakutan.

"Akh.." Solar memekik kesakitan saat punggung badannya di tendang kuat oleh Blaze. Belum cukup sampai di situ Blaze dengan sengaja menelan kuat punggung Solar dengan kakinya membuat Solar merasa kesakitan.

"Kak...sakit...sakit..." Solar berujar dengan nada tersendat-sendat, dia menangis sesegukkan di sana namun tak mengundang rasa kasihan dari keenam kakaknya. Mereka semua menatap Solar dengan tatapan tajam dan dingin, Solar tidak pernah mendapatkan tatapan hangat dari keluarganya. Selalu tatapan tajam dan dingin yang dia dapatkan, seperti sekarang ini.

Do I Have The Right To Be Happy? [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang