Chapter 44

784 85 24
                                    

Hai, semoga chapter kali ini tidak membosankan🥲

Oh ya author mau kasih tau mungkin bakalan hiatus bentar sampai author selesai UAS, kalau ada kesempatan nulis author bakal tulis lanjutannya kok, kira-kira hiatusnya sampai dua Minggu hehe🥲 tapi kalau udah ada lanjutannya bakal author up kok.

Tapi untuk sekarang ide nya sedang habis jadi sedikit bingung mau lanjutin gimana hehe.

Segitu dulu dari author untuk chapter ini.

Tidak terlalu sad sekali kok seperti beberapa chapter belakangan ini😁

Tapi gak tahu ya buat chapter berikutnya 😊

Okey sampai sini cuap-cuap author.

Happy reading all!!!
----------------------------------------------------------
-------------------------
----------------------------------------------------------

Solar terbangun dengan seluruh tubuhnya yang terasa sakit, entah kenapa Solar tidak tahu.

Saat hendak berdiri menuju kamar mandi kaki Solar terasa lemas, membuat tubuhnya seketika ambruk ke atas lantai.

"Duh ini kenapa sih, pagi-pagi sudah begini." keluh Solar, rasanya seluruh tubuhnya terasa lemas dan lelah.

Dengan perlahan Solar berusaha berdiri dengan cara memegang ujung kasurnya, sempat kakinya gemetaran namun Solar paksakan.

Setelahnya dia segera membersihkan diri, saat hendak memakai seragam sakit di kepalanya kumat.

Solar langsung terduduk sambil mencengkram kuat rambutnya, air matanya sudah turun dengan dia bergumam bahwa itu sakit.

Lalu Solar teringat dengan botol obat yang Beliung berikan kemarin, segera saja dia mengambil botol itu yang dia taruh di dalam tasnya. Dengan tangan bergetar Solar menuangkan satu butir ke tangannya dan langsung meminumnya tanpa air, rasa pahit menjalar di mulut Solar namun bersamaan itu sakit di kepalanya perlahan mulai reda. Membuat Solar langsung menghela nafas lega.

"Katanya ini harus di minum sebelum makan, padahal aku sendiri saja jarang makan, hahaha...maaf ya Kak Beliung aku terpaksa meminum obat ini tanpa mengisi perutku dulu." gumam Solar lalu dia kembali melakukan aktifitas nya yang sempat tertunda tadi.

Solar memasukkan buku-buku pelajaran hari ini tak lupa dengan botol obat itu dia masukkan ke dalam tasnya, untuk berjaga-jaga tentunya.

Setelahnya Solar turun dari kamarnya dan segera bergegas ke sekolah, sedikit menghela nafas saat mengingat hari ini ada pelajaran olahraga. Pelajaran yang paling tidak Solar sukai, lebih baik dia menghitung rumus fisika dan matematika di dalam kelas daripada harus keluar. Sungguh Solar sangat tidak menantikan pelajaran olahraga berbeda dengan murid-murid lain yang senang dengan pelajaran olahraga, karena jika sudah selesai mereka bisa melipir ke kantin sebentar sebelum jam pelajarannya habis.

Padahal apa enaknya pelajaran olahraga di luar ruangan jika di pagi hari sih tidak masalah, tapi kalau pelajaran nya di siang itu artinya harus belajar di bawah terik matahari langsung, dan Solar tidak terlalu menyukai hal tersebut.

"Apa saat pelajaran olahraga aku nanti pura-pura ijin sakit saja kah, malas banget aku buat ikut." gumam Solar lesu, tubuhnya terasa lemas apalagi perut Solar keroncongan. Kapan ya terakhir kali Solar makan, dia sendiri juga tidak tahu.

Do I Have The Right To Be Happy? [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang