Chapter 27

566 69 15
                                    

Yuhuuu....

Dalam chapter kali ini ada karakter baru, tentu setelah ini dia bakalan masih muncul lagi.

Apalagi dia merupakan MC di cerita sebelah hehe 😁.

Jika penasaran silahkan baca pada cerita bofu yang sudah author up, walau baru prolog nya doang.

Karena chapter 1 bakalan di update setelah cerita ini tamat.

Jangan lupa buat tungguin dan vote serta komen sampai cerita ini tamat.

Tidak lupa buat mampir ke book sebelah ya😉.

Dan author mau kasih tahu kalau author mau ijin hiatus bentar, mungkin paling lama satu minggu ya karena di real life author sibuk sekali hehe.

Jadi sampai segini dulu semoga kalian suka chapter kali ini.

Happy reading semuanya!!
-----------------------------------------------------------
-------------------------
----------------------------------------------------------

Solar berjalan gontai ke arah rumah, dia baru saja selesai bekerja. Di karenakan harus mengganti buku, Solar bekerja lebih keras lagi, dia bahkan mencari pekerjaan sampingan agar bisa segera melunasi uang untuk mengganti buku.

Rasanya seluruh tubuhnya remuk sekali, dia terlalu memaksakan dirinya sendiri.

Bahkan saat Solar merasa lemas pun dia tetap memaksakan dirinya untuk bekerja.

"Aku lelah...." gumamnya.

Dia bersyukur sudah sampai di dekat perkarangan rumahnya, membuka pintu rumahnya beruntung tidak di kunci.

Solar langsung masuk setelah mengunci pintu rumahnya, dia berjalan gontai naik ke atas tangga tanpa sengaja menabrak seseorang yang berjalan dari arah berlawanan.

Solar hampir saja terjatuh jika dia tidak segera berpegangan pada sesuatu, di tatapnya orang yang dia tabrak maka selanjutnya Solar langsung menciut menatap ke orang yang dia tabrak.

"Kak Hali..." lirih Solar pelan.

Halilintar hanya menatap tajam Solar sekilas sebelum turun ke bawah, sepertinya dia hendak mengambil air minum di dapur.

Solar menghela nafasnya lega, lantas dia segera masuk ke dalam kamarnya dan segera mengganti bajunya setelah itu dia ingin tidur.

Sungguh Solar sangat membutuhkan tidur yang amat banyak.

Agar energinya bisa kembali pulih, walau semakin hari Solar hanya merasa tubuhnya semakin melemas.

Entahlah dia merasa tubuhnya semakin hari terasa sangat lemas.

"Kapan yah aku bisa beristirahat sejenak saja, tanpa perlu memikirkan apa-apa." kata Solar pelan, sambil berbaring terlentang, menatap ke arah langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong.

"Hahh...sudahlah lebih baik sekarang aku tidur, besok masih harus ke sekolah lagi..." gumam Solar sambil memejamkan matanya.

Waktu berlalu dengan cepat tak terasa pagi pun sudah tiba, Solar sudah terbangun dia segera saja melakukan aktivitas paginya.

Seusai memakai seragam sekolahnya Solar hendak berjalan keluar sebelum isi perutnya meronta ingin keluar.

Solar langsung saja ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya.

Solar kembali memuntahkan darah, bahkan kali ini di iringi dengan mimisan dan kepalanya terasa sangat sakit.

"Argh...semua sakit ini membuatku gila..." Solar memukul-mukul kepalanya sangat kuat berharap agar rasa sakit itu hilang, bahkan ia tidak peduli jika harus membenturkan kepalanya sangat kuat ke tembok. Karena sungguh dia akan melakukan apa saja agar sakit di kepalanya menghilang.

Do I Have The Right To Be Happy? [ End ]Where stories live. Discover now