Chapter 4

722 84 2
                                    

Semoga suka dengan chapter terbaru kali ini.

Maaf bila ada typo yang bertebaran.

Happy reading!!!
-----------------------------------------------------------
-------------------------
-----------------------------------------------------------

Solar pun kembali berbaring, rasa pening itu menghampiri kembali.

"Kenapa sih pusing banget." gumamnya frustasi, sesekali memijit pelipisnya berharap rasa pening itu setidaknya berkurang.

Apa faktor sakit ya.

Ah sudahlah Solar tak terlalu ingin memikirkannya.

Tak sadar bahwa sedari tadi Ice mencuri-curi pandang ke arahnya, dia mengernyit heran melihat Solar yang masih mengurut pelipisnya sedari tadi.

'Apakah dia sakit? Hah sudahlah lagipula itu bukan urusanku.' batin Ice lalu kembali menutup matanya.

Walau di sudut hatinya terselip rasa khawatir ketika melihat Solar seperti tadi.

Hening.

Tidak ada satupun yang berbicara di antara keduanya, Solar yang merasa enggan berbicara dengan Ice dan Ice yang sangat menikmati kedamaian.

Yang tidak lama di rusak oleh kedatangan seseorang.

Ketika seseorang mendobrak kencang pintu UKS hingga membuat Ice dan Solar terlonjak kaget, tak lama di susul dengan suara yang memanggil Ice dengan nada lantang.

"ICY DISINI KAMU RUPANYA!" Orang itu lantas berlari ke arah Ice lalu memeluknya.

Mengabaikan Solar yang hanya menatap mereka dengan tatapan sendu.

Ice yang di peluk lantas merasa sesak karena orang itu memeluknya sangat erat.

Dia menepuk-nepuk bahu orang yang memeluknya dengan erat itu, "Urghh Kak Blaze mau membunuhku atau bagaimana." Blaze, orang yang memeluk Ice dengan erat itu lantas terkekeh.

Dia pun segera melepaskan pelukannya usai mendengar suara protes dari Ice yang kini tengah menghirup udara sebanyak mungkin.

Sungguh di peluk seperti itu sama Blaze membuat dirinya sesak dan membutuhkan oksigen yang banyak mendadak.

Ice menatap Blaze yang kini tengah menyengir lebar ke arahnya, matanya melirik ke arah badan Blaze yang tengah menggunakan seragam futsalnya.

"Urghh Kak Blaze kau keringatan dan tadi malah memelukku." keluh Ice dengan nada kesal.

Dia menatap jijik ke arah Blaze yang kini tengah tertawa keras.

"Hahaha maaf-maaf." ujar Blaze sambil menepuk-nepuk kepala Ice pelan.

Yang mengundang tatapan malas dari Ice tetapi tatapan penuh harap yang di layangkan Solar.

Dia berharap sekali Blaze bisa memperlakukannya seperti itu.

"Kau masih berlatih rupanya." kata Ice membuat Blaze mengangguk mengiyakan.

Tadi Blaze tengah pergi latihan futsal karena sekolah mereka akan bertanding dengan sekolah lain, jadi mau tak mau anak eskul futsal tentu saja harus berlatih.

Tapi tadi ketika Blaze kembali ke kelas dia tak melihat eksistensi Ice, jadi segera saja dia memutar kembali arahnya ke UKS.

Karena dia tahu Ice pasti berada di UKS untuk tidur, daripada di dalam kelas yang tidak ada gurunya.

Ya kelas Blaze dengan Ice sedang jam kosong sebab tak ada guru yang masuk.

Mungkin saja sedang sibuk.

Do I Have The Right To Be Happy? [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang