Chapter 2

920 89 1
                                    

Semoga suka dengan chapter kali ini.

Happy reading!!!

-----------------------------------------------------------
-------------------------
-----------------------------------------------------------

Bel pulang akhirnya berbunyi, pertanda pembelajaran telah usai banyak murid yang bersorak senang setelah mendengar bel itu.


Senang sekali karena akhirnya bisa kembali pulang ke rumah.

Mereka langsung berhamburan keluar usai sang guru keluar, beda dengan Solar dia masih menunggu hingga sepi barulah ia beranjak.

Kakaknya Thorn, sudah lebih dulu keluar.

Setelah menunggu selama sepuluh menit akhirnya Solar berjalan keluar, sekolah sudah mulai sepi hanya beberapa yang menunggu jemputan yang masih ada di sekitar sekolah.

Solar sendiri memilih berjalan kaki, bukan untuk pulang namun untuk melanjutkan pekerjaan paruh waktunya sebagai pelayan di sebuah restoran.

Di saat teman sekelasnya pulang ke rumah atau melanjutkan ke tempat les, Solar malah harus bekerja untuk menghidupi kebutuhannya.

Solar berjalan kaki menuju ke restoran tempatnya bekerja, membutuhkan waktu sekitar tiga puluh menit jika berjalan dari sekolahnya.

Usai sampai Solar segera mengganti seragam sekolahnya menjadi seragam kerjanya.

Lantas dia langsung saja melayani para pembeli lalu membawa baki yang berisi makanan dan minuman yang sudah di pesan.

Ketika jam sudah menunjukkan pukul sepuluh barulah restoran itu di tutup, kini Solar sedang membersihkan meja sebelum pulang ke rumah.

Dia melirik sekilas beberapa pelayan yang tengah bercanda dia juga mendengar ajakan untuk pergi nongkrong bersama.

Solar hanya diam saja selain dia yang termuda di sini, tak jarang ia mendapat perlakuan abai oleh para pelayan yang lain.

Namun Solar tak terlalu memperdulikan nya toh dia juga sudah sering mendapat perlakuan seperti itu, seolah itu sudah menjadi rutinitas setiap harinya.

"Huhhh akhirnya selesai juga." gumam Solar senang, setidaknya dia akhirnya sudah bisa pulang ke rumah.

Setelahnya dia langsung kembali mengganti seragam kerjanya dengan seragam sekolahnya, lantas berjalan menghampiri halte bus yang terletak tak terlalu jauh dari restoran.

Jika saja pekerjaan nya selesai jam sepuluh malam Solar akan lebih memilih berjalan kaki, karena dia bisa menghemat uang yang di dapatnya.

Tak lama Solar langsung saja menaiki bus itu, duduk di kursi kedua paling depan.

Solar mengambil tempat di dekat jendela, menikmati jalanan malam yang masih terlihat ramai.

Membutuhkan waktu kiranya dua puluh menit untuk sampai ke halte yang berada dekat dengan rumahnya.

Solar tinggal berjalan selama sepuluh menit untuk pergi ke rumahnya.

Lantas dia membuka gerbang rumah miliknya, setelahnya berjalan ke arah pintu masuk.

Baru saja membukanya dia langsung di hadiahi tatapan tajam dari manik ruby milik sang kakak tertua, Halilintar.

"Ka-kak Hali..." lirih Solar, meneguk ludahnya kasar.

Dia lantas langsung menunduk mencoba menghindari tatapan mematikan yang di lemparkan kakaknya.

"Cih dasar anak sialan." Solar meremas ujung seragamnya kuat seusai mendengar perkataan Halilintar.

Do I Have The Right To Be Happy? [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang