Chapter 14

562 74 22
                                    

Hai kembali lagi dengan author di sini😄.

Semoga suka dengan chapter kali ini.

Happy reading semuanya!!!
-----------------------------------------------------------
-------------------------
-----------------------------------------------------------

Solar terbangun dengan kepala yang terasa sangat pusing, dia mengedarkan tatapan matanya ke arah kamarnya.

Akibat lama menangis pasti.

Solar terbangun sambil memegang kepalanya, menoleh ke arah jam dan berharap dia tidak bangun telat.

Beruntung jam baru saja menunjukkan pukul lima, membuat Solar menghela nafas lega.

Lantas dia pun beranjak dan mengambil air wudhu setelahnya menunaikan ibadah sholat subuh.

Tak lupa setiap doanya Solar selalu berdoa agar keluarganya dapat menyayangi dirinya.

Setelah sholat, Solar pun pergi mandi dan segera bersiap ke sekolah.

Karena hari ini merupakan hari senin setelah libur sehari saat hari minggu.

"Sudah siap pun." kata Solar kala menatap pantulan dirinya di depan cermin.

"Apa wajahku sepucat ini ya." gumam Solar kala menatap wajahnya yang terlihat pucat.

"Biasanya emang pucat tapi tidak sepucat ini." gumamnya yang masih terheran.

Namun dia mengabaikan hal itu dan segera memasukkan buku ke dalam tasnya.

Setelahnya Solar pun beranjak turun, dapat di lihat ada sang Ibu yang tengah memasak sarapan.

Mara yang mendengar suara langkah kaki lantas menoleh, namun raut wajahnya langsung datar kala mengetahui bahwa itu adalah Solar.

Lantas Mara kembali fokus pada masakannya dan mengabaikan Solar.

Solar hanya terdiam sambil menahan sakit karena kembali mendapat perlakuan seperti itu pada pagi ini.

Solar segera saja turun secepat mungkin dengan kepala yang dia tundukkan.

Setelah sampai di luar Solar pun berjalan menuju ke sekolah nya.

Moodnya pagi ini turun karena mendapatkan perlakuan sang Ibu.

Padahal Solar hanya menatap sebentar ke arah Ibunya namun setelah Ibunya melihat ke arahnya dia langsung mengalihkan pandanganya.

Memangnya apa salah dirinya.

"Tidak apa-apa Solar, lagipula terkadang memang seperti ini juga." gumam Solar yang kini berusaha menahan tangisan miliknya.

Solar lantas melangkahkan kakinya semakin cepat agar sampai ke sekolahnya dengan segera.

Setelahnya dia pergi ke kelas miliknya, berniat ingin istirahat sebentar sebelum upacara di mulai.

Namun sepertinya nasibnya pagi ini memang sangat tidak beruntung.

Tepat ketika ia menaruh tasnya ke bangku miliknya, tiba-tiba saja kerah seragam miliknya di tarik oleh seseorang.

Dengan gerakan patah-patah Solar menoleh ke belakang.

Terdapat Rion, Alan dan Noah yang kini tengah menyeringai menatap nya.

"Wahh sepertinya pagi kita hari ini akan indah bukan teman-teman." ujar Rion sambil menatap Solar sinis.

Badan Solar lantas langsung bergetar ketakutan, ingin melarikan diri pun sia-sia karena kerah seragamnya sudah di cengkram.

Do I Have The Right To Be Happy? [ End ]Where stories live. Discover now