Chapter 18

539 63 11
                                    

Halo semua author update lagi ini.

Btw author mau kasih tahu kalau untuk satu minggu ke depan sampai Jumat sepertinya author belum bisa update, karena akan ada UTS.

Apalagi author ada sibuk latihan buat pensi juga😞.

Jadi maaf ya soalnya untuk waktu belajar juga gak banyak😭.

Karena author mau fokus dulu sama UTS nya.

Ada sih draftnya tapi kalau semua draftnya habis kalian pasti agak lebih lama nunggu update nya.

Tapi author bakal usahakan selang seling nulisnya.

Kalau bisa update bakal author update sih, kalau Rabu mungkin bisa ya.

Tapi update selanjutnya bakalan di hari Jumat.

Oke sekian dulu dari author.

Jangan lupa vote dan komen.

Happy reading semuanya!!!
-----------------------------------------------------------
-------------------------
----------------------------------------------------------

Beberapa hari berlalu.

Beruntung demam Solar sudah turun, namun bukan berarti dia sembuh sepenuhnya.

Karena semakin hari entah mengapa tubuhnya sering merasakan tubuhnya melemas mendadak, terkadang juga dia mimisan atau sesekali kepalanya berdenyut pusing.

Namun Solar hiraukan semua itu, entah mengapa ada rasa ragu dalam dirinya untuk memeriksa keadaannya.

Lagipula uang miliknya tak mungkin cukup untuk membayar biaya rumah sakit jika dia memeriksa keadaannya.

Maka Solar sendiri hanya berpasrah dan tidak terlalu memperdulikan masalah di tubuhnya.

Kini dia tengah berada dalam kelas, dengan pelajaran kimia yang tengah di terangkan oleh seorang guru yang sudah lumayan berumur.

Cara penjelasannya sungguh membuat semua orang mengantuk, bahkan beberapa sudah menjatuhkan kepala mereka ke atas meja.

Atau sudah ada yang terlelap di alam mimpi.

Hanya Solar yang masih berusaha terbangun, walau sesekali terganggu dengan sakit kepala yang mendadak mendatanginya.

"Duh jangan sakit lagi dong." gumam Solar pelan, dia berusaha fokus untuk mendapatkan ilmu yang di berikan sang guru.

Tidak akan dia sia-siakan kesempatan dimana dia bisa belajar di sekolah.

Walau terkadang sekolah menjadi ketakutan tersendiri bagi Solar, tentu saja karena bully an yang dia dapat.

Namun selepas dari itu Solar bersyukur karena dapat belajar dengan baik, itu saja.

Makanya Solar benar-benar berusaha menghindari masalah di sekolah.

Walau dia adalah murid bully an, namun Solar termasuk siswa yang berprestasi.

Terkadang ia menjadi perwakilan sekolah untuk olimpiade sains, atau olimpiade apapun.

Tentu saja Solar selalu keluar sebagai juara satu.

Walau begitu tidak ada ucapan selamat yang datang dari keluarganya.

Bahkan para gurunya pun hanya mengambil piala miliknya ketika ia menang lomba.

Membuat Solar seakan tidak di hargai, namun mengapa dia masih terus mengikuti olimpiade itu.

Do I Have The Right To Be Happy? [ End ]Where stories live. Discover now