12. Insiden🏀

139 11 0
                                    

Kalau ada tempat yang paling membuat Segara senang, mungkin itu adalah lapangan basket. Lapangan berbentuk persegi panjang dengan panjang 28 meter dan lebar 15 meter itu menjadi tempat pelampiasannya saat memiliki banyak masalah.

Segara menatap langit, dia sedang berbaring di sebuah tempat duduk yang panjang di tepi lapangan itu, menunggu kedatangan seseorang.

"Sorry, karena ngebuat lo nunggu."

Segara melihat ke sumber suara itu, terlihat ada anak kelas dua belas, dengan badan atletis setinggi 185 cm kini tengah berdiri di depannya. Cowok itu kini beralih duduk.

"Duduk lo!"

Cowok itu Bernama Ganendra Aditya. Seorang mantan ketua osis SMA Angkasa, sekaligus kapten basket saat Segara duduk di kelas sepuluh.

Kalau Segara memiliki penampilan yang dengan seragam yang tidak dikancing, berbeda halnya dengan Ganendra, dia memiliki penampilan yang sangat rapi, berkulit putih, berbadan ideal sesuai dengan tinggi badannya.

"Gimana kabar lo Ra?" Tanya Ganendra sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman tangan dengan cowok itu.

"Baik," kata Segara sembari membalas salam.

"Kemana aja lo?" Tanya Segara penasaran.

"Maaf Ra, selama hampir setahun ini gue ngerasa bersalah banget sama kalian. Gue selalu mikir kalo kekalahan kita itu karena gue," ungkap Ganendra. "Gue bakal nebus itu semua."

Pada tahun lalu tepatnya setelah mereka kalah di semifinal. hubungan Ganendra dan anak-anak basket yang lain menjadi merenggang. Dia berfikir kalau ini semua adalah salahnya dan malu untuk menemui anak-anak basket yang lain. Kini dia sudah berubah dan memutuskan untuk kembali bermain.

"Gue udah mutusin buat balik lagi main basket Ra," lanjutnya.

"Gue sama anak-anak yang lain gak pernah mikir kekalahan itu karena lo. Itu takdir kita, emang buat kalah," jelas Segara.

"Makasih ya udah percaya sama gue. Apapun bakal gue lakuin, asalkan kita semua bisa ngangkat piala itu," tegas Ganendra dengan nada yang meyakinkan.

Segara yang mendengar hal itu merasa sangat percaya pada cowok itu, karena Ganendra bukan lah orang yang suka melanggar janjinya.

Ganendra menoleh ke Segara. "Terlebih lagi ini juga tahun terakhir gue di SMA."

"Emang lo masih bisa main lagi?" Segara menaikkan satu alisnya.

Ganendra terkekeh dan bangkit dari duduknya, kemudian berjalan mengambil bola basket di sampingnya. Kemudian berlari mendribble bola berwarna orange itu ke arah ring dan finalnya melakukan dunk dengan satu tangannya.

"Apa ini sudah cukup buat lo yakin?" tanya Ganendra.

Segara tertawa hambar, melihat tingkah Ganendra tidak pernah berubah dari dulu.

"KAK GANENDRA GANTENG BANGET APA LAGI KALO MAIN BASKET!"

"SEGARA MAAF YA, KALI INI AKU OLENG DULU KE KAK GANENDRA!"

Sosok Ganendra yang tengah melakukan dunk sontak menjadi pusat perhatian para gadis, banyak yang memekik histeris melihat ketampanan Ganendra Aditya.

Namun itu hanya di tanggapi santai olehnya, dengan melambaikan satu tangan ke arah para gadis itu, sembari mengulas senyum manis yang memperlihatkan lesung pipi diwajahnya.

"SENYUMNYA BIKIN GILAAA!"

"TOLONGG WOI SENYUMNYA MANIS BANGETT!"

Segara berdecak sebal melihat kejadian itu. "Sialan tukang pamer."

SEGARA Where stories live. Discover now