51. Alaska vs Garbelos🏀

79 8 0
                                    

Sesuai dengan yang dikatakan oleh Coach Dean, anak basket hari ini libur latihan. Namun, bukannya belajar di kelas anggota inti dari Alaska justru tengah berada di kantin. Mereka memanfaatkan surat dispensasi latihan untuk membolos.

"Bukannya enggak boleh kita pake surat dispen buat bolos kelas?" tanya Sam dengan wajah polosnya. Cowok itu tidak suka dengan situasi seperti ini. Kalau bukan Segara yang memaksa ia pasti menolak.

Ren berdecak kesal kemudian mencomot satu bakso milik Sam yang sedari tadi tidak ia makan. "Lo itu kebanyakan mikir! sekali-kali bolos juga enggak masalah."

"Ini kedua kalinya gue bolos."

"Tapi enggak di alpha kan pake surat dispen?!" balas Gilang.

"Eh, nanti kalo kita udah lulus biar bisa jadi cerita saat udah tua nanti. Kenangan yang indah itu waktu bersama bareng temen bukan sama nilai-nilai kertas!" kata segara sambil meminum teh kotak dan menumpu kepalanya menggunakan satu tangan.

"Bener tuh! meskipun kita bodoh tapi seenggaknya masih ada yang bisa dibangga in," ujar Surya sambil memakan mie rebus.

"Kita?"

"LO AJA KALI!" kata mereka semua kompak mengejek Surya sampai tersedak.

"ANJING!! enggak solid lo semua," balas Surya marah.

Sam tersenyum tipis. Dipikir-pikir ada benarnya perkataan Segara, meskipun masih ada keraguan dihatinya untuk membolos. "Tapi-"

"LO NGOMONG LAGI GUE KUBUR DI LAPANGAN SEKARANG!!" ancam Segara membuat Sam langsung mengunci mulutnya rapat-rapat.

Segara kemudian membuka ponselnya. Sebenarnya tidak ada yang begitu menarik di ponsel cowok itu karena kebanyakan hanya berisi hal-hal tentang basket saja.

Baru saja membuka Instagram, Segara mengerutkan dahinya ketika melihat salah satu postingan di akun SMA nya.

"Lapangan basket katanya mau dibikin indoor ya?" tanya Segara pada yang lainnya.

Drian mengangguk sambil mengunyah rotinya. "Bener. Gue udah denger dari dua hari yang lalu sebenernya."

"Beneran?" tanya Gilang memastikan.

"Iya. kemungkinan dua bulan lagi. Jadi, latihan kita bakal di pindah ke lapangan basket lain," jelas Drian.

"Maksudnya lapangan lain kita bayar gitu?" tanya Segara ingin tau.

"Enggak lah. Gratis, udah dibayarin dari sekolah. Sekolah kita kaya bro."

Brak! Brak! Brak!

"Woi. Dengerin!"

Ren menggebrak-gebrak meja ketika mendapati sebuah informasi yang begitu membuatnya kaget bukan main. Matanya membulat, membuat perhatian semua orang dimeja itu tertuju padanya.

"Lo kenapa sih gebrak-gebrak? gue enggak budeg anjir!" kata Surya kesal.

"Kalian tau nggak siapa lawan kita di final?"

"Siapa?" tanya mereka semua kompak.

"SMA Andromeda!"

………….

Suara decitan sepatu terdengar dengan begitu ramai disini. Setelah mendengar SMA Andromeda berhasil lolos ke final, para anak basket langsung memutuskan untuk berlatih sore harinya. Tentu saja mereka akan berhadapan dengan Laskar.

Latihan kali ini dilakukan tanpa sepengetahuan Coach Dean karena pasti mereka akan kena marah jika sang pelatih tau. Segara kini mengambil alih menjadi pelatih untuk sementara.

"Gimana bisa sih si bajingan itu lolos ke final?!" tanya Drian sambil memungut bola, mencengkeramnya kuat-kuat, dan mengoper pada Segara.

Segara menerima bola sambil berdecak sebal, menembak bola di garis three point hingga masuk ke dalam ring. "Gue juga bingung tapi enggak bakal gue biarin mereka menang!"

SEGARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang