30. Jadi kekasihnya🏀

147 10 0
                                    

Siang hari disebuah taman. Ren, Gilang, dan Surya sedang mengikuti Drian yang tengah berjalan dengan Chika. Sedangkan Sam? Cowok itu lebih memilih tidak ikut lantaran merasa tidak penting.

Ketiga cowok itu mengikuti secara sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan. Mereka akan siap ketika Drian memberikan tanda untuk memberikan bunga.

"Seriusan, harus gini banget?" tanya Gilang pada Surya dibawahnya.

Mereka kini tengah bersembunyi dibalik pohon dengan Gilang di paling atas dan Ren di paling bawah.

"Kalo gak dibayar Drian gue juga ogah," ucap Surya sedikit kesal. "Ren lo seriusan? kalo mereka berantem gimana?"

Ren berdecak. "Biarin, kesel gue sekali-kali dikasih pelajaran! Punya hutang kagak dibayar dari dua minggu lalu."

"Emang Drian hutang berapa ke lo?"
tanya Gilang.

"Lima ribu."

"Cuma lima ribu anjir! kaya pelit lo." Surya menepuk punggung orang dibawahnya.

"Eh! Tuh Drian udah kasih tanda." Gilang menepuk-nepuk pundak Ren. Setelah melihat Drian memberikan kode melalui tangannya yang berada di punggung.

"Nih lo rasa in!" ujar Ren sebari berjalan tanpa memberikan suara. Dia pun memberikan bunga tersebut di tangan Drian, lalu dengan cepat kembali ke yang lainnya.

"Sorry, gue telat," tutur Segara yang baru saja datang. Cowok itu baru saja mengantarkan Lea pulang ke rumahnya karena hari ini kedua orang tuanya sudah kembali dari Surabaya.

"Lama banget sih lo," ujar Surya.

"Tadi nganterin Lea bentar," ungkap Segara dengan jujur. Setelah itu dia melihat ke Drian dan Chika. Matanya menyipit, heran. "Eh, itu kok dia bawa-"

"Sssssttt!" potong Ren membekap mulut Segara dengan tangannya. "Udah lo diem aja!"

"Em.. Chika?"

"Iya?" Chika menoleh pada Drian dengan penuh harapan dimatanya.

Jantung Drian semakin berdebar kencang. Untuk pertama kalinya dia akan menyatakan perasaan pada seseorang. Cowok dengan rambut lurus itu terlihat sudah menggunakan pakaian yang sangat rapi.

Drian melihat Chika dengan mata yang bersinar. Cewek dengan kulit putih, hidung mancung, sedikit bule, dan tinggi itu melambaikan tangan ke wajah orang di depannya. Lantaran tidak kunjung bicara.

"Drian? kamu kenapa?"

Drian tersadar dari lamunannya.

"Jujur gue selama ini suka sama lo. Meskipun kita baru kenal, tapi gue merasa udah nyaman banget sama lo."

Drian menjeda ucapannya. Kemudian mengeluarkan bunga dari belakang punggungnya.

"Lo mau-"

Drian menggantung ucapannya saat menyodorkan kedua tangannya. Dia terkejut bukan main, matanya membulat, mulut nya menganga seketika saat mengetahui bunga yang seharusnya dia bawa kini berubah menjadi penyedot toilet.

Panik. Drian langsung membuang penyedot toilet tersebut secara asal. Rasa malu semakin menjadi-jadi. Ingin sekali dia menghilang disaat itu juga.

Drian melirik melalui ekor matanya, melihat anak Alaska yang lain tertawa dengan hebohnya. Terutama Ren.

"Temen anjing!!" umpat Drian dalam hati.

"Mampus lo Dri!" ujar Ren sambil tertawa.

Drian bingung. Malah sekarang Chika juga ikut tertawa. Wajah cowok itu memerah, dia dengan cepat memetik bunga lain yang seharusnya tidak boleh di petik di teman tersebut.

SEGARA Where stories live. Discover now