40. Asing🏀

104 9 0
                                    

Di lapangan SMA Angkasa, terlihat Segara kini mendribble bola melewati dua orang sekaligus. Semenjak latihan dimulai Segara tampak begitu berapi-api dalam bermain. Ia kini tengah berhadapan langsung dengan Ren.

"Ra, oper sini!" kata Drian yang tengah kosong, tidak ada yang menjaganya.

Segara menghela napas, tidak memperdulikan perkataan Drian. Ia terus berhadapan satu lawan satu dengan Ren.

"kenapa nih orang? berambisi banget," batin Ren saat sedang melawan Segara. Aura yang dipancarkan cowok itu seperti seorang predator.

Segara berhasil melewati Ren dan hendak melakukan lay up, tapi secara tiba-tiba.

Brak

"Foul Segara! kamu terlalu kasar," kata Coach Dean setelah melihat Segara menabrak Sam.

Dengan napas yang memburu Segara membantu Sam berdiri. Tidak ada sepatah kata apapun yang keluar dari mulut sang kapten membuat semua orang bertanya-tanya, kenapa tiba-tiba sikapnya berubah.

Coach Dean yang menyadari keadaan semakin tidak kondusif memutuskan untuk mengakhiri latihan pagi hari ini. "Baiklah, latihan kita pagi ini cukup sampai disini. Kita lanjutkan lagi nanti sore."

"Ra, mau kemana?" tanya Gilang setelah melihat Segara mengambil tasnya.

"Kantin."

"Segara kenapa?" tanya Surya sambil berjalan menghampiri Gilang.

Gilang menggengkan kepalanya. "Enggak tahu, hari ini mainnya kasar banget."

"Apa ini gara-gara Laskar kemarin?" tanya Ganendra.

"Bisa jadi, tapi aneh enggak sih, kok bisa dia tiba-tiba ngaku gitu aja," ungkap Gilang yang merasa ada yang janggal dengan Laskar.

"Jadi kemungkinan kita bakal lawan dia di pertandingan nanti," celetuk Sam setelah meminum minumannya.

Ren mengangguk setuju. "Disitu kita bakal hancurin tuh orang, sekalian balas dendam."

"Ngomong-ngomong besok kita lawan siapa?" tanya Gilang.

"Thanos," asal Surya.

Gilang menendang pantat Surya kesal. "Serius anjir!"

"SMA Antariksa sayang."

Plak

Gilang kembali menampar Surya. "Lo ngomong gitu lagi, gue bikin enggak bisa main besok!"

"Baperan banget sih lo," pekik Surya sambil mengelus pipinya yang memerah.

……….

Segara meneguk air minumnya hingga tersisa setengah. Suasana hari ini cukup panas, membuat tenggorokannya kering. Cowok itu kini tengah bertarung dengan pikirannya sendiri.

Jujur perkataan Lea terus membekas di otaknya. Segara sudah berusaha sekuat mungkin untuk menghilangkan image pembully yang melekat pada dirinya dahulu. Dia ingin dikenal dengan nama yang lebih baik.

Segara benar-benar tidak suka dengan masa lalunya. Cowok itu menggertakkan giginya. “Sialan!”

Saat mengetahui ada yang datang, cowok yang mengenakan kaos tanpa lengan itu kembali meneguk minumannya sampai tak tersisa. Kemudian ia berdiri sambil meremas botol minumannya, lalu melempar botol tersebut ke tempat sampah.

“Garaa….” panggil Lea dengan nada yang bergetar, sudah berada dibelakang cowok itu.

Segara diam sebentar memunggungi cewek itu. Tak ada sepatah kata yang keluar dari mulutnya sampai dia benar-benar pergi meninggalkan Lea.

SEGARA Donde viven las historias. Descúbrelo ahora