24. Pergi🏀

139 11 0
                                    

Lea berjalan cepat kesana kemari menelusuri area sekolah. Ia tengah mencari Segara, namun hasilnya nihil. Cewek itu sudah mencari ke seluruh area sekolah termasuk rooftop dan lapangan basket tempat yang sering didatangi cowok itu. Tapi hasilnya tetap sama, Segara tidak ada di sana cowok itu seperti hilang bak ditelan bumi semenjak keluar dari ruang BK.

Merasa usahanya tidak membuahkan hasil Lea memutuskan untuk kembali ke kelas. Dengan langkah yang lesu sekaligus lelah dia memasuki ruang kelasnya.

Lea melihat ke bangku Segara, ia heran mengapa tas cowok itu tidak ada di tempatnya. Bola matanya berkeliling mencari keberadaan sang pemilik tas tersebut. Namun tidak ada, membuat cewek itu lalu menghembuskan nafas lelah.

"Lea sini!" panggil Acha. Membuat Lea berjalan menghampirinya.

"Ada apa?" tanya Lea sembari duduk.

"Tadi Segara bilang kalo, nanti pulang sekolah lo bareng sama gue atau sama Riani. Sama dia tadi minta maaf karena gak sengaja ngelukain lo tadi," ungkap Acha memberikan pesan dari Segara dengan rinci.

Mendengar itu membuat Lea mengerutkan dahinya heran. Mengapa cowok itu tiba-tiba pergi begitu saja? Apakah ada masalah.

"Kok bisa bisa Garaa pulang duluan?"

Acha menghela nafas kadang pelan cewek berkacamata bingung dengan Lea yang memiliki otak yang lemot. "Kan dia di skors Leaaa! lo pikun apa gimana sih?"

Lea cengar cengir sambil menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal. "Ya maaf atuh."

Setelah itu Lea bersandar pada kursinya dan mengipas wajahnya menggunakan buku tulis. Dia begitu Lelah, cewek itu merasa bodoh lantaran berkeliling sekolah mencari seseorang yang ternyata sudah pergi.

Riani melirik Lea dari ekor matanya. Kemudian cewek tomboy itu merogoh lacinya lalu memberikan sebuah segelas air mineral pada temannya itu. "Nih, minum. Habis dari mana lo sampe keringetan gitu? Nguli?"

"Ih kok cuma air putih? Es coklat dong!" ujar Lea dengan tidak tau diri.

"Yee udah dikasih, yaudah kalo gak mau balikin!" Riani kembali merebut segelas air mineral dari tangan orang yang ada di sampingnya.

"Ih, kok gitu." Lea menepis tangan Riani lalu meminum air mineral tersebut hingga habis menyisakan gelas plastik yang kosong.

"Habis dari mana lo?" tanya Riani kembali.

"Tadi habis cari Garaa, capek banget keliling sekolah."

Riani menggeleng heran. Sebenarnya terbuat dari apa otak Lea sampai terus peduli terhadap orang yang sama sekali tidak pernah melihat dirinya.

Brak

Riani menggebrak meja membuat Acha dan Lea terkejut dengan tindakan cewek itu. Cewek itu menatap Lea dengan tajam. "Heh, ngapain sih lo masih peduli banget sama tuh cowok?"

"Emangnya kita harus ada alasan buat peduli sama orang?" ucap Lea santai.

"Bukan disitu masalahnya. Emangnya lo enggak capek?"

Lea tidak langsung menjawab. Jujur dia sangat lelah, sudah banyak hal yang ia lakukan untuk membuat Segara menyukainya tapi kenyataannya berbeda, Segara justru melukai hatinya.

Lea meremas roknya dengan kedua tangan dan membuat senyum palsu.
"Enggak kok, aku gak bakal nyerah."

Riani tertawa hambar. Cewek itu sebenarnya tahu kalau Lea berbohong. Senyum itu hanya sebagai tipuan menutupi hatinya yang terluka.

"Kalo lo sama Segara bad ending gue yang bakalan ketawa kenceng duluan."

"Ihh, kok gitu sih. jangan sampek-jangan sampek." Lea memukul-mukul lengan Riani kesal.

SEGARA Where stories live. Discover now