39. Marah🏀

111 9 0
                                    

Lea berjalan malas sambil membawa sapu dan kain pel ditangannya. Sore ini setelah selesai sekolah, secara tiba-tiba Sarah menyuruhnya untuk mengepel lantai ruang tamu.

Sebenarnya Lea ingin menolak lantaran merasa Lelah, tapi karena tidak mau di anggap sebagai anak durhaka, ia pun menerimanya.

Secara perlahan Lea menganyunkan sapunya ke dapan dan ke belakang. Butuh waktu yang lumayan lama baginya untuk menyapu ruang tamu saja lantaran malas.

Setelah selesai menyapu Lea duduk sebentar untuk meminum segelas air putih. "Ayo biar cepat selesai."

Lea kembali berdiri dan hendak mengepel. Tapi lantaran merasa bosan dengan suasana yang sepi. Ia menyumbat indra pendengarannya dengan earphone nya untuk mendengarkan music.

Kepala Lea bergerak naik dan turun mendengarkan lagu yang masuk ke menghipnotis otaknya. Bahkan yang seharusnya cewek itu memegang kain pel, kini Lea justru mengambil wadah obat nyamuk yang digunakan sebagai mic.

Bagaikan idol korea yang sedang berkonser, Lea berjoget dengan penuh akan semangat. Cewek itu kini tengah mendengarkan lagu BLACKPINK-AS IF IT’S YOUR LAST.

Tanpa Lea sadari dari arah pintu yang terbuka ada seseorang tengah merekam aksinya. Cowok itu sebenarnya sudah mengetuk pintu
sejak tadi, namun ketika melihat Lea sedang berjoget ia pun beralih merekam cewek itu.

"Bakat terpendam yang harus tetap dipendam," lirih cowok itu sambil tetap merekam menggunakan ponselnya.

Go ji mal cho rom kiss he jo

Ne ga no e ge ma ji mak

Sa ran gin got cho rom

Lea melompat sambil membalikkan badannya. Raut wajah Lea seketika berubah saat melihat Segara yang sudah berdiri di depan pintu. Matanya membulat sempurna. Ia langsung melepas earphone yang ada di telinganya. Apakah Segara berada di sana dari tadi? Mau ditaruh mana wajahnya sekarang.

Segara tertawa kecil melihat tingkah Lea. Ia memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku. Kemudian meletakkan sebuah kotak di kursi. "Tadi mama suruh nganterin kue…Lo pinter joget ya ternyata, kapan-kapan gue pasang videonya di baliho mall."

"GARAAAAAA!"

…………

"Hari ini seru banget sih lawannya," ungkap Ren kepada yang lainnya.

Hari ini SMA Angkasa baru menyelesaikan pertandingan kedua meraka. Ya, meraka berhasil menang dengan skor 60-48 atas SMA Rajawali. Entah mengapa semenjak keluar dari ruang ganti, mereka semua merasa sangat senang dan tidak sabar untuk bertanding kembali.

"Mereka kuat sih meskipun banyak ngelakuin kesalahan," kata Drian. "Ra, berapa point hari ini?"

"12 point," singkat Segara.

Gilang menoleh. "Anjir banyak juga, gue cuma sepuluh hari ini."

"Yang penting kita menang! Enggak usah ngitung point," ujar Ganendra merangkul kedua bahu Gilang.

"Eh, tapi kita udah positif lolos babak penyisihan ya?" tanya Sam yang ada dibelakang sendiri.

Segara menoleh lalu memberikan anggukan. "Iya, tapi bukan berarti besok lusa kita main santai, tetep fokus sama respect sama lawan!"

Mereka semua setuju dengan perkataan sang kapten. Meskipun sudah lolos dari babak penyisihan mereka harus tetap bermain dengan sungguh-sungguh karena tujuan mereka menjadi yang terbaik dan nomor satu.

Para anak basket kini sudah keluar dari stadion, mereka kini berjalan menuju area parkir. Namun langkah Segara tiba-tiba saja terhenti. Kedua mantanya membulat sempurnya. seolah ada bahaya besar yang menanti di depannya. "Ngapain dia disini?"

SEGARA Where stories live. Discover now