16. Sekali Selamanya🏀

143 10 0
                                    

UTS hari ini telah dimulai. Semua siswa dan siswi SMA Angkasa terlihat sangat teliti dalam mengerjakan soal, namun tak sedikit dari mereka juga menyontek.

Begitu juga dengan anak Alaska. Mereka mulai rajin dalam belajar bahkan mengurangi aktivitas mereka yang lain, seperti kumpul bersama dan jarang bermain basket. Karena memang setiap ada ujian semua kegiatan extracurricular akan dihentikan.

Segara memainkan pensil di jemarinya. Waktu ujian masih tersisa dua puluh menit tapi cowok itu sudah selesai dengan soal-soal tersebut. Dirinya terpikir oleh tantangan yang diberikan Ren beberapa hari lalu.

"Siapa pun yang mendapat nilai matematika paling jelek harus mentraktir di tempat Gilang."

Ucapan itu hanya ditanggapi dengan santai olehnya. Segara merasa tidak keberatan kalau kalah, terlebih lagi ini juga agar Gilang bisa membeli sepatu yang baru.

Segara merasa bahwa teman-temannya yang sekarang adalah orang yang menyelamatkan dirinya dari neraka dunia yang disebut dengan kesepian. Melihat teman-temannya senang dirinya juga akan merasa senang.

Setelah selesai Segara dan anak Alaska yang lain sedang berjalan di lorong sekolah. Mereka baru saja selesai mengerjakan UTS hari pertama.

Surya terlihat sangat kelelahan terlihat dari kepalanya yang terlihat mengeluarkan uap sejak keluar dari ruang kelas.

"Lo kenapa Sur? Kusut banget muka lo kaya baju belum disetrika," celetuk Ren melirik sekilas orang yang berada di sampingnya.

"Gue gak kuat, otak gue kaya mau meledak sumpah," Balas Surya dengan nada lemas. "Pengen banget gue basket dari pada belajar."

"Ngomongin soal basket, Ganendra bakal balik lagi buat main," ujar Segara yang membuat semua anak Alaska menoleh padanya.

"Seriusan lo?" Tanya Gilang bersemangat.

Segara hanya mengangguk sebagai balasan.

"Buset pasti tahun ini kita bakal masuk final. Gue lihat-lihat kita selama latihan juga bagus apa lagi ditambah bang Ganendra," Seru Drian merangkul Segara dan Ren dari belakang.

"Ganendra siapa?"

Sontak semuanya melihat ke Sam. Cowok dengan wajah polos itu memang belum tahu tentang Ganendra, karena pada saat itu dia belum masuk ke SMA.

Segara tersenyum tipis. "Dia itu anak kelas tiga sekarang, salah satu pemain yang bagus juga yang ngebawa kita ke perempat final dulu."

Sam mengangguk mengerti.

"Tapi kalah juga kan, tuh orang balik gak balik gak bakalan ada bedanya."

Sontak semua yang ada disitu melihat ke arah Ren. Cowok itu terlihat tidak suka ketika membicarakan tentang Ganendra padahal mereka dulunya terbilang akrab. Namun entah mengapa semenjak hari dimana mereka kalah sikapnya terhadap Ganendra berubah.

"lo kenapa kaya gitu Ren?" tanya Gilang menyenggol pundak temannya itu.

Ren tertawa hambar. "Emang faktanya kan? tuh orang cuma sok jago, sok paling bisa ngelakuin semuanya."

Setelah itu Ren pergi terlebih dahulu meninggalkan teman-temannya yang lain. Membuat mereka semua bingung terhadap sikap temannya itu.

Tiba-tiba saja dari belakang Lea datang dengan berlari, lalu merangkul lengan Segara dan menggesek kan pipinya dengan manja. Hal itu sontak membuat Segara terkejut bukan main.

"Garaa, nanti waktu selesai UTS ajarin main basket dong!"

Mendengar itu membuat Gilang, Drian, Surya, bahkan sampai Sam ikut tertawa terbahak-bahak.

SEGARA Where stories live. Discover now