11 Ceroboh

13.3K 1.5K 15
                                    

"Entahlah, aku hanya merasa peraturan kerajaan ini sedikit longgar."

"Hm?"

Silas mengerutkan keningnya. Dia melihat Rune yang menyandarkan punggungnya pada kursi. Sikap yang Rune perlihatkan terkesan cukup santai saat berada di dekatnya, berbeda saat Rune masih kecil yang terlihat gugup bila berbicara dengannya.

"Aku masih berusia 15 tahun, aku bahkan belum melakukan debut kedewasaan. Namun sudah ada yang berniat membunuh ku? Betapa mengesankannya."

Kerajaan Scorpio memiliki sebuah aturan, setiap anggota keluarga Kerajaan yang telah mencapai usia kedewasaan atau melakukan debut kedewasaan yang boleh memperebutkan posisi penguasa dan saling membunuh satu sama lain.

Namun, kasus pangeran ke-lima merupakan hal yang melanggar aturan. Diracuni saat dirinya belum melakukan debut kedewasaan.

Bahkan kasusnya tidak di usut dengan tuntas, dan dibiarkan begitu saja.

Silas menaikkan satu alisnya. Tidak menyangka bahwa topik yang akan di bahas oleh pangeran ke-lima merupakan hal sepele.

Padahal pangeran ke-lima sudah mengirim surat ancaman untuknya yang seorang Raja, tapi yang di bahas hanyalah omong kosong.

Silas kembali membaca berkas yang berada di tangannya.

"Hal itu terjadi karena kecerobohan mu sendiri."

"Mengirim surat hanya untuk mengatakan omong kosong? kau bisa keluar."

Rune terdiam.

Nyawa putranya berada dalam bahaya, apa itu omong kosong?

Sepertinya datang ke tempat ini adalah sebuah kesalahan. Itu hanya membuang-buang waktunya.

Rune bangkit dari posisinya.

"Sepertinya, peraturan di buat hanya untuk di langgar. Itu bagus, aku akan mengingatnya."

Rune berkata dengan suara ketus, lalu pergi meninggalkan ruangan tanpa memberi hormat seperti sebelumnya.

"Tidak sopan."

Silas berkomentar. Dia berpikir perubahan sikap pangeran ke-lima mungkin di sebabkan oleh bajingan bernama Noah.

Sayangnya dia tidak bisa mengusir Noah begitu saja, karena itu permintaan terakhir mendiang istrinya untuk membiarkan Noah merawat putranya.

Noah dapat merasakan suasana hati Rune terlihat tidak baik begitu keluar dari ruangan penguasa kerajaan.

Menutup mulutnya, lalu mengikuti pangeran ke-lima di belakang tanpa berkomentar.

'Apa Silas tidak bisa sedikit saja menghargai putranya?'

Noah memiliki tatapan pengertian.

Padahal pangeran ke-lima terlihat bahagia saat keluar dari ruangan dewan ke-tujuh, namun suasana hatinya langsung berubah begitu selesai bertemu dengan penguasa kerajaan.

"Noah, kita ke perpustakaan istana sekarang."

"Saya mengerti, Pangeran."

* * *

Sebuah kereta kuda berwarna putih bersih dengan lambang dua sayap di depannya berhenti di salah satu bangunan megah yang berada di kerajaan Scorpio.

Seorang pelayan tua turun dari kereta, lalu membukakan pintu dan berdiri di sampingnya.

"Pangeran, kita telah sampai di perpustakaan istana."

Rune keluar dari kereta kuda dengan memegang tangan Noah untuk membantunya turun.

Untuk ukuran perpustakaan, bangunan di depannya cukup besar.

Dua orang prajurit yang bertugas untuk menjaga tempat perpustakaan istana mencegah langkah pangeran ke-lima yang ingin masuk ke dalamnya.

"Saya memberi hormat pada bintang kerajaan."

"Saya minta maaf sebelumnya, anda tidak di perbolehkan untuk memasuki perpustakaan istana."

Rune melirik ke samping.

Noah segera maju dan menunjukkan plakat emas milik dewan Ophir yang memberikan izin pada pangeran ke-lima untuk masuk ke dalam perpustakaan istana sebanyak tiga kali.

Dua prajurit itu saling pandang, lalu menundukkan kepalanya dengan hormat.

"Semoga kerajaan Scorpio mendapatkan keberkahan pengetahuan yang berlimpah."

Sudut mulut Rune berkedut. Dia menatap ke arah Noah, lalu memberi perintah.

"Tetaplah di sini."

"Baik, Pangeran."

Rune mengangguk puas, dia berjalan masuk ke dalam perpustakaan istana seorang diri.

* * *

Pojok cerita.

Ayayaya bang joni makan pisang.
Ayayaya bang joni makan pisang.

Seorang gadis menghentikan pergerakan tangannya, dia menaruh pulpen di atas meja, lalu mengambil hp miliknya.

"Halo."

"Val, beli seblak kuy."

"Nggak ah, mager."

"Aku yang traktir."

"OTW."

Gadis tersebut langsung melesat keluar dari ruangan menuju tempat tujuan, meninggalkan tulisannya yang belum selesai.

Danaus Plexippus Where stories live. Discover now