15 Ini sakit?

12.5K 1.5K 30
                                    

Kening Rune mengkerut. Secara perlahan-lahan dia membuka matanya dan melihat lampu gantung yang terbuat dari permata.

"Pangeran, syukurlah anda sudah sadar."

Himne menghela napas lega. Dia membantu pangeran ke-lima yang ingin bangkit dari posisinya menjadi duduk bersandar.

"Siapa?"

"Saya Himne, wakil kepala pelayan."

Rune terdiam sebentar, lalu berkata.

"Aku lapar."

Himne tersenyum.

"Saya akan menyiapkan makanan untuk anda, tolong tunggu sebentar."

Himne membungkuk hormat, lalu pergi meninggalkan ruangan.

Rune menyentuh tangan kanannya yang terbalut oleh kain.

"Ini ... sakit."

Rune tidak menyangka bahwa luka di tangannya terasa sakit. Rasa sakit ini begitu nyata hingga membuatnya meringis.

Itu artinya yang dia alami hingga saat ini adalah nyata, bukan sekedar mimpi.

Rune menyisir rambutnya ke belakang. Dia merasa frustasi. Bagaimana bisa dia berada di tubuh pangeran ke-lima?

Seingatnya, dia hanya membaca sebuah novel lalu tertidur. Tapi rasa sakit di tangannya terlalu nyata untuk sebuah mimpi.

Di pikir-pikir secara logika itu sama sekali tidak masuk akal, tapi kenyataannya dia sekarang berada di sini.

Rune menghela napas.

Hidup sebagai Keiran memang tidak ada yang istimewa, tapi sebagai Rune ... Dia.

Rune mengingat kembali saat dirinya datang ke dunia ini, sepertinya tidak terlalu buruk.

Karena ini dunianya yang sekarang, dia perlu membuat rencana untuk bertahan hidup. Apalagi, dia baru saja meledakkan perpustakaan istana.

Rune menyandarkan kepalanya, dan mulai menutup mata. Dia memilah ingatan pangeran ke-lima dengan ingatan miliknya. Otaknya segera memproses informasi yang telah dia miliki, dan langsung membuat rencana.

Membuka matanya, Rune kembali memunculkan kuas kecil lalu mulai melukis sebuah benda bulat kecil berwarna merah.

Rune menghilangkan kembali kuasnya, saat melihat benda yang baru saja dia lukis kini sudah berada di telapak tangannya.

Ini merupakan pil berisi cairan merah yang mirip dengan warna darah.

Rune berniat melakukan drama kembali menggunakan pil ini. Dia pun memasukkan pil tersebut ke dalam mulutnya.

Rencana telah berhasil di buat, Rune kembali menyandarkan punggungnya lalu menutup mata.

"Rune!!"

Rune membuka matanya. Dia melihat kedatangan Rhys yang masuk ke dalam kamarnya bersama empat pria di belakangnya.

Rhys menghentikan langkah kakinya tepat berada di samping Rune. Dia mengeluarkan batuk palsu.

"Syukurlah kau sudah sadar, kalau tidak aku yang akan memukulmu agar kau cepat bangun."

"Oh."

Rhys melebarkan matanya mendengar respon adiknya yang sangat singkat.

Noah terkekeh kecil. Dia menatap wajah Rune dengan tatapan haru.

"Saya merasa senang melihat anda yang sudah sadar."

"Noah."

Noah melihat arah tatapan mata pangeran ke-lima yang tertuju pada lengannya. Dia pun mulai tersenyum tipis.

Danaus Plexippus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang