33 Terlambat

7.4K 1.1K 84
                                    

"Ini akibatnya karena kau telah menyentuh milikku," ujar Venezio berbisik di telinga pria itu dengan suara dingin.

Setelah mengatakan itu, Venezio bangkit dari posisinya dan berbalik melihat Rune yang sedang melepaskan ikatan di tangannya dengan mudah.

"???"

Venezio mengangkat satu alisnya. "Kalau kau bisa melakukannya sendiri, mengapa kau memanggilku?" tanya Venezio.

Rune memutar matanya jengah. "Aku tidak mengatakan kalau aku membutuhkan bantuan mu," sahut Rune acuh.

Venezio terdiam. 'Benar juga,' batinnya.

Rune mengusap darah di sekitar bibirnya, lalu menyisir rambutnya ke belakang. Kemudian dia mengaktifkan kemampuan matanya untuk melihat apa yang di lakukan oleh Noah.

'Sepertinya Noah telah menyelesaikan dua orang yang disana,' batin Rune.

Rune memiliki ekspresi aneh di wajahnya, karena tidak sengaja menelan berisi cairan merah yang ternyata rasanya tidak enak. 'Aku butuh cokelat,' pikir Rune.

"Bukankah kau seharusnya mengucapkan terima kasih padaku? Aku telah menjatuhkan orang yang menculik mu," ucap Venezio.

Rune menoleh ke samping dan melihat wajah Venezio yang menyeringai. 'Orang gila ini,' batin Rune.

Rune mendecakkan lidahnya. "Tsk, mengapa aku harus melakukannya?" tanya Rune. Dia mengangkat satu alisnya, "Bukankah kau yang tiba-tiba datang lalu menjatuhkannya," lanjutnya dengan ketus.

Venezio mengerutkan keningnya. "Tapi aku melakukannya untukmu," sahut Venezio.

"Aku tidak memintanya, sialan!" balas Rune ketus.

"Bukankah kau yang memberi kode padaku untuk melakukannya," ucap Venezio tidak mau kalah.

"Kau terlalu percaya diri," cibir Rune.

Venezio terkekeh geli. "Kalau begitu, bisakah aku membawa orang itu sebagai bayaran ku," ucap Venezio menunjuk ke arah pria yang baru saja dia kalahkan.

"Ambil lah." Rune melambaikan tangannya. "Kau jual pun, aku tidak peduli," sahut Rune acuh. Lagipula dia masih memiliki dua orang lagi yang berada di tangan Noah.

"Kucing kecil, kau sangat murah hati," ucap Venezio tersenyum tipis. "Apa kau ingin ku antar pulang ke istana Lunar?" tanyanya.

"Itu tidak perlu." Rune tersenyum tipis melihat sekumpulan asap hitam muncul di hadapannya membentuk sosok pria dewasa yang memakai pakaian pelayan.

"Pangeran!" Noah segera memeriksa kondisi tubuh pangeran ke-lima begitu dia muncul di hadapannya. "Syukurlah anda baik-baik saja," ujar Noah menghela napas lega.

"Kau terlambat," ucap Rune datar.

Kepala Noah tertunduk lesu. "Saya minta maaf, Pangeran."

"Sepertinya pelayan mu datang menjemput, kalau begitu aku pergi," ucap Venezio.

Sekumpulan gagak hitam berkumpul menutupi seluruh bagian tubuh Venezio dan pria itu yang tidak sadarkan diri, setelah itu mereka berdua pun menghilang dari tempat tersebut.

Noah terkejut mendengar suara pangeran kedua berada di belakangnya, tapi begitu dia menoleh sudah tidak orang di sana.

"Pa-pangeran-"

"Kita pulang," ucap Rune datar.

Noah menatap wajah pangeran ke-lima, kemudian mengangguk. "Baik, Pangeran." Bayangan hitam menyelimuti seluruh tubuh mereka berdua, kemudian menghilang.

* * *

Rune membuka matanya. Kini mereka berdua telah sampai di kamarnya. Rune tersenyum tipis begitu melihat kamarnya yang kembali bersih dan rapih.

Danaus Plexippus Where stories live. Discover now