19 Deal

11.4K 1.4K 60
                                    

Suasana hening terjadi di ruang makan istana Lunar, saat pangeran kembar sedang sarapan pagi dengan beberapa pelayan.

"Rune."

"Hm."

"Seperti yang kau tahu, tangan Noah sedang terluka. Jadi, untuk sementara waktu Himne yang akan menggantikan tugasnya dalam melayani mu."

"Aku mengerti."

"Tangan mu juga terluka, aku menyarankan agar kau beristirahat saja di kamar tidak perlu melakukan apapun."

"Tentu."

Rhys mengerutkan keningnya. Merasa sedikit heran melihat Rune yang mendengarkan perkataannya, tanpa perdebatan ringan yang selalu mereka lakukan.

'Aneh.'

Rhys segera menepiskan pemikiran itu. Mungkin, Rune juga mengerti akan kondisi tubuhnya yang terluka akibat insiden meledaknya perpustakaan istana.

Untuk itu, Rune mendengarkan pendapatnya karena mereka memiliki pemikiran yang sama.

Rhys mengangguk kecil atas kesimpulan yang telah dia buat.

Himne, pria itu merasa gugup hingga membuat kedua tangannya berkeringat.

Dia masih bingung dengan ajakan yang di lakukan pangeran ke-lima secara tiba-tiba, belum lagi dia tidak diizinkan untuk memberitahu hal ini pada Noah mau pun pangeran ke-empat.

Atau gajinya akan di potong.

Dret.

Himne tersentak melihat pangeran ke-lima yang sudah selesai sarapan paginya.

"Kalau begitu, aku akan kembali ke kamar."

"Ya, beristirahatlah dengan baik."

"Tentu."

Rune berbalik, lalu berjalan menghampiri tempat Himne berada.

"Bawakan buku bacaan ringan ke kamar ku."

"Baik, Pangeran."

Rune mengambil satu langkah lebih dekat, lalu menepuk pundak Himne.

"Persiapkan dirimu."

Suara bisikan yang di lakukan pangeran ke-lima, membuat seluruh tubuhnya menegang. Sebelum akhirnya menjadi rileks kembali, lalu menjawab perkataan pangeran ke-lima dengan suara pelan.

"Saya mengerti."

Rune tersenyum tipis. Dia berjalan keluar meninggalkan ruangan tersebut.

* * *

Rune masuk ke dalam kamarnya. Merasa bahwa dirinya hanya sendirian di dalam kamar, dia memunculkan kuas kecil di atas tangannya.

Untuk melancarkan rencananya yang ingin menyelinap keluar dari istana, Rune membutuhkan beberapa barang dan senjata. Karena, tidak mungkin baginya menunjukkan artefak Symphony Aura di depan umum.

Atau dirinya akan berada dalam bahaya.

Rune melukiskan jubah hitam yang cukup panjang, lalu membayangkan kemampuan dari jubah tersebut.

Tak sampai di situ, Rune melukis sebuah senjata berupa pistol dengan membayangkan beberapa kemampuan dari benda tersebut.

Pistol merupakan senjata untuk jarak jauh mau pun dekat, serta ringan saat di bawa. Hal pentingnya, senjata itu sangat familiar di dunianya sebagai Keiran.

Sinar cahaya keperakan muncul dengan dua buah jubah hitam dan satu pistol berwarna hitam yang baru saja Rune lukis.

Rune menghilangkan kuas kecil dari tangannya. Lalu memakai jubah hitam yang menutupi area pundak hingga kaki, kemudian menaruh pistol ke dalam jubah tersebut.

Danaus Plexippus Where stories live. Discover now