12 Mancing

13.3K 1.6K 35
                                    

Ruangan yang di penuhi oleh berbagai jenis buku mulai terlihat oleh Rune begitu dia memasuki ruang perpustakaan istana.

Menatap ribuan buku yang tertata rapih membuat mata Rune berbinar-binar. Tapi, bukan itu tujuannya datang kemari.

Rune berjalan dengan memperhatikan deretan buku, dia memeriksa buku-buku tersebut dengan teliti. Hingga tatapan matanya tertuju pada buku yang memiliki sampul berlapis emas.

Seringai kecil terlihat di wajah Rune.

'Ketemu.'

Rune mengambil sebuah buku tua yang berada di dekat buku berlapis emas.

Mengapa menaruh sebuah buku tua di dekat buku dengan sampul mewah? Jawabannya sederhana.

Itu karena setiap mata akan lebih tertarik dengan kemewahan dan menutup mata untuk melihat yang lainnya.

Rune membersihkan buku tua dari debu, lalu membukanya. Terlihat halaman kosong yang terdapat di buku.

Tangannya merobek selembar kertas dari buku tua tersebut, tak lama setelah itu rak buku yang berada di depannya bergetar, kemudian bergeser sedikit demi sedikit hingga menampilkan sebuah ruangan gelap.

Rune melangkahkan kakinya masuk ke dalam. Sebuah batu magis yang menempel pada dinding lorong satu per satu mulai menyala, setiap kali Rune melangkah.

Dia terus berjalan, hingga langkah kakinya berhenti di sebuah ruangan sederhana yang terdapat berbagai macam senjata.

Mulai dari pedang, tombak, pisau besar, tameng, cambuk, dan tongkat sihir.

Senjata-senjata yang ada di dalam ruangan ini merupakan senjata milik generasi sebelumnya. Tapi bukan itu yang sedang Rune cari.

Rune berjalan melewati lokasi dari semua senjata, lalu dia menghentikan langkah kakinya pada sebuah kotak panjang yang tembus pandang hingga benda di dalamnya terlihat.

Sebuah kuas kecil dengan pegangan panjang berukuran 35 cm, warna perak layaknya sinar rembulan di malam hari, memiliki ukiran tanaman merambat yang terlihat elegan.

Symphony Aura, sebuah artefak kuno yang memiliki kekuatan untuk menciptakan sesuatu sesuai keinginan dari penggunanya.

Untuk mengaktifkan artefak kuno tersebut, membutuhkan identitas darah yang sama dengan pemilik sebelumnya.

Hanya ada dua orang yang memiliki darah dan cocok dengan artefak kuno tersebut, yaitu Rune dan Rhys. Dua orang pangeran yang memiliki julukan bintang kembar kerajaan Scorpio.

Rune menggigit sedikit jarinya, lalu meneteskan darah pada senjata artefak kuno yang berada di hadapannya.

Cahaya keperakan menyilaukan mata muncul dari kuas tersebut. Rune menutupi pandangan matanya dari cahaya yang terang.

Tapi itu tidak berlangsung lama, karena cahaya perak tersebut kian menyusut hingga menghilang sepenuhnya.

Rune mencoba untuk mengambil artefak kuno yang memiliki bentuk seperti kuas untuk melukis.

"Sepertinya berhasil."

Sudut mulut Rune berkedut melihat kuas yang kini berada di tangannya. Dia berbalik dan berjalan keluar dari ruangan tersebut tanpa menoleh ke belakang sedikit pun.

Batu magis kembali meredupkan cahayanya begitu Rune berjalan keluar.

Tatapan mata Rune kembali melihat tumpukan buku setelah keluar dari ruangan gelap. Dia mengambil buku tua, lalu menaruhnya kembali ke tempat awal.

Setelah itu, tangannya meraih selembar kertas yang dia robek sebelumnya.

"Aku ingin tahu, apakah artefak ini bekerja?"

Rune melukiskan gambar api di ujung kertas, lalu tak lama muncul setitik api yang sedikit demi sedikit membakar selembar kertas yang dia pegang.

"Menarik."

"Benar-benar artefak yang menarik."

Rune menjatuhkan selembar kertas yang terbakar yang kian menghilang tanpa meninggalkan bekas.

Rak buku yang awalnya terbuka pun mulai bergetar kembali, dan bergeser ke tempat semula menutupi ruang rahasia yang baru saja Rune masuki.

"Baiklah, saatnya lanjut ke rencana selanjutnya."

Rune berjalan sedikit lebih jauh dari tempatnya, kemudian dia menggerakkan tangannya di udara untuk melukis sebuah benda yang saat ini dia butuhkan.

Setelah itu, Rune menghilangkan kuas kecil yang berada di tangannya. Kemudian, dia menangkup kedua tangannya. Sebuah benda bulat dengan berat 500 g muncul di atas tangan Rune.

Rune tersenyum tipis melihat sebuah bom berada di tangannya.

"Hal itu terjadi karena kecerobohan mu sendiri."

Ingatan tentang perkataan Silas terlintas di benaknya.

"Kau benar pak tua, aku sangat ceroboh."

Rune melempar bom tersebut menjauh dari tangannya. Kemudian dia berlari dengan kencang menuju keluar dari ruangan perpustakaan istana.

DUUUAAAARRRRRR!!

* * *

Maaf agak lama.

Vala mikir dulu kira-kira artefak yang cocok itu apa.

Gimana-gimana artefaknya keren nggak??

See you🤗

Danaus Plexippus Where stories live. Discover now