Live in New York

356 77 449
                                    

Semua anggota keluarga di dalam sebuah rumah sedang membantu mengemasi barang-barang ke dalam kardus. Sedangkan, yang lainnya sibuk merapikan baju ke dalam koper berukuran besar.

"Apa kita akan memulai semuanya di sana?"

Anak kecil yang sedang memegang sebuah mainan robot bertanya kepada ibunya. Ibunya tersenyum sambil mengelus kepala anak laki-laki tersebut.

"Kita sekeluarga hanya tinggal sementara waktu."

"Apa tidak sebaiknya di sini saja? Lalu, teman-teman Adam bagaimana?" Sofia, istri Adrian sangat tahu karakter anak laki-lakinya. Ia adalah seorang introvert yang tidak mudah akrab pada semua orang, kecuali teman-temannya yang sudah mengenal Adam sendiri.

Sofia dengan sangat sabar menggendong Adam dan mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Yang pasti Sofia dan Adrian tetap menjadi garda terdepan untuk kedua anak mereka.

"Kita hanya sementara tinggal di sana. Ingat sayang, Mama dan Papa, serta Naira akan selalu bersama. Jadi, jangan takut."

Adrian datang ke kamar kedua anak kembarnya sambil menggendong Naira. Memang Naira sangat dekat dengan Adrian, tidak bisa dipisahkan layaknya lem.

"Papa dan Mama akan selalu bersama kalian. Naira jangan jauh-jauh dari abang. Janji?" Adrian mengeluarkan jari kelingkingnya dan melingkarkannya pada jari kelingking Naira.

Hari ini keluarga Adrian berangkat menuju Kota New York untuk dipindah tugaskan ke rumah sakit tempat pertama Sofia bekerja, Rumah Sakit Cedar-Sinai sampai beberapa tahun ke depan. Awalnya, Adrian menolak, tapi berkat Sofia, akhirnya Adrian menyetujui permintaan tersebut.

"Kak Azka tunggu Naira pulang. Nanti, kalau Naira sudah dewasa, ajari Naira melukis."

"Siap!" Azka yang sudah memasuki sekolah SMP mengangguk tersenyum.

"Kalian berempat baik-baik di sana. Jangan lupa ibadah, makan, dan semuanya. Sering-sering berkabar." Ibu Hapsari melepas kepergian Sofia bersama Adrian. Begitu juga dengan mertua Sofia, Pak Keenan dan Ibu Tamara, mereka berdua memberikan pesan kepada Adrian agar terus menjaga anak kembarnya sekaligus Sofia.

"Adrian, jagalah dengan baik istri dan anak kembarmu. Negara yang kalian kunjungi jelas memiliki kultur budaya yang berbeda dengan budaya kita. Ingat! Jadilah orang tua yang bijak."

"Iya, Pa." Anak dan ayah itu lalu saling berpelukan dalam waktu lama.

"Naira cantik tolong jaga Ibu kamu. Dia itu kalau di sana bisa kayak singa lepas." Nandita, Kakak Sofia memberikan pesan kepada anak perempuan Sofia.

"Kalau ngomong disaring dulu. Emang segalak itu apa aku? Hmm."

Akhirnya, setelah melewati obrolan panjang. Adrian dan Sofia langsung berangkat menuju Bandara Soekarno-Hatta. Adam masih melihat kondisi rumah terakhirnya melalui dan kedua kakek serta neneknya.

Sementara, dalam perjalanan menuju bandara, Naira terus bertanya tentang Kota New York kepada ibunya. Sedangkan, Adrian lebih memilih membacakan buku tentang sistem tata surya kepada Adam.

Meninggalkan kota kelahirannya, membuat Adam bertanya dalam benak hatinya. Sebenarnya ia takut jika di tempat baru, dirinya tidak mendapatkan teman. Di sini saja, dirinya hanya mempunyai dua teman. Adam terlalu takut untuk mengenal orang baru, apalagi dirinya pernah mendapatkan perundungan, semakin membuatnya takut mengenal lebih jauh terhadap orang baru.

Sedangkan, Naira sangat antusias dan bersemangat begitu mendengar kabar kepindahan keluarganya ke Kota New York. Berbeda dengan Adam, Naira adalah perempuan yang tidak takut terhadap siapapun, kecuali Tuhan, kedua orang tuanya, Kakek dan menek, serta orang yang lebih tua darinya. Naira dikenal sebagai anak super aktif, gadis itu terlihat damai jika sudah tidur, terkadang Sofia kewalahan menghadapi sifat aktifnya Naira.

School Diary [On Going]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora