Naik Kelas?

16 5 0
                                    

Rasa khawatir tergambar jelas pada raut wajah siswa dan siswi SMA Sampoerna. Yang dimana, ujian kenaikan kelas tersisa satu hari lagi. Tidak butuh waktu lama ketika pemeriksaan hasil ujian. Hasil ujian diperiksa dan dihitung nilainya berdasarkan sistem komputer.

Sebenarnya, yang paling khawatir adalah Rania. Kalau dirinya tidak naik kelas, bisa-bisa tidak bisa masuk kuliah bersama Adam, laki-laki yang sangat dicintainya.

“Kenapa, Ran?” tanya Jeno. Di taman belakang, Rania dan Jeno menghabiskan waktu bersama. Jeno sengaja mengajak Rania dan berusaha menjauhkan gadisnya dari Adam.

“Takut nggak naik kelas.” Rania menundukkan wajahnya.

Jeno tertawa pelan, bagaimana seorang anak murid khawatir tidak naik kelas? Padahal, sudah mendapatkan tutor langsung dari siswa peringkat satu di sekolahnya.

“Kenapa takut? Padahal, kamu sudah mendapatkan tutor langsung dari Adam?” Rania menghela napasnya. Baginya, mendapatkan tutor langsung dari Adam, tidak bisa dijadikan acuan. Sebab, dirinya berusaha sendiri menjawab soal-soal ujian.

“Tidak bisa dijadikan acuan juga. Lagipula, biarpun Adam yang memberikan tutor langsung, tetap saja berusaha sendiri.”

Jeno gemas dengan tingkah Rania mengacak-acak rambut gadis itu.

Dari tangga atas sekolah. Sepasang mata melihat dengan tatapan tidak suka. Ya, Adam melihat Jeno dan Rania berduaan di taman belakang sambil bercanda ria, sangat tidak menyukai pemandangan di depannya.

“Cemburu?” tanya Luna tiba-tiba sudah berada di samping Adam.

“Tidak, cemburu dengan dua orang bodoh itu sangat tidak penting.” Luna tersenyum dan merasa lega. Itu artinya, Adam benar-benar tidak menyukai Rania dan hanya menganggap gadis itu sebagai gadis bodoh, tidak lebih.

Adam berjalan meninggalkan Luna sendirian. Luna yang menyadari, menyusul langkah kaki Adam.


***

Bel tanda masuk telah kembali berbunyi. Tinggal dua mata pelajaran yang akan diujikan kepada seluruh siswa dan siswi SMA Sampoerna.

Petugas memberikan masing-masing lembaran soal dan ujian. Semuanya mengerjakan sesuai kemampuan masing-masing. Mata pelajaran yang dijadikan sebagai bahan ujian terakhir adalah sejarah dan seni. Tentu membuat Rania mampu mengerjakan soal-soal ini. Dirinya sudah lebih dari lima kali mengulang kedua mata pelajaran tersebut di rumah Adam.

Adam jangan ditanya perihal ujian. Dirinya tidak mengalami kesulitan dalam menjawab soal-soal pada lembaran soal.

Rania melihat Adam yang sudah selesai mengerjakan ujian. Memiliki semangat tinggi untuk menyelesaikan ujian sebelum waktunya.

Adam keluar dari ruangan dan berjalan ke lokernya. Masih kesal dengan pemandangan Jeno dan Rania di taman belakang tadi. Dirinya melampiaskan emosinya di kolam renang. Berenang lebih baik, ketimbang bermain basket.

Rania mengumpulkan lembaran soal dan jawaban di meja. Dirinya segera keluar mencari Adam. Padahal, dirinya sangat tahu, jika selesai ujian biasanya Adam menghabiskan waktunya di kolam renang sekolah.

Benar-benar hari yang paling membahagiakan bagi Rania. Tidak ada Luna si pengganggu. Tentunya, Luna tidak akan tahu kebiasaan Adam. Hanya dirinya yang tahu kebiasaan dan fakta-fakta dalam diri Adam.

Rania berjalan riang gembira menuju kolam renang sekolah. Benar saja, Rania melihat Adam yang sedang mengitari kolam renang.

“Adam!” Adam memasang wajah datar melihat Rania menyusul dirinya.

School Diary [On Going]Where stories live. Discover now