Tidak Terduga

105 32 153
                                    

Rania menjalani hari-hari di kelas A tidak menyenangkan seperti yang ia bayangkan. Terlebih lagi, siswa dan siswi kelas A tidak menyukai kehadirannya. Untung saja ada Rayyan dan Adam yang menjadi penyemangat hari-harinya. Sedangkan, Luna? Gadis itu benar-benar membuat dirinya terus menahan emosi. Selalu saja ada cara untuk mendekati Adam. Mentang-mentang dirinya pintar, berlagak sombong dan menganggap dirinya lebih pantas bersama Adam ketimbang Rania sendiri.

Seperti kejadian hari ini. Ibu Melodi, selaku guru seni budaya mengumpulkan murid kelas A ke ruang kesenian. Tidak tahu apa yang ingin diberitahukan oleh guru tersebut. Intinya, Rania berharap dirinya selalu satu kelompok bersama Adam. Tanpa Adam dirinya benar-benar kehilangan arah.

Namun, yang membuat Rania kesal adalah Luna selalu saja duduk di samping Adam. Memandangnya remeh. Seolah-olah, Luna sudah menang atas Adam. Ingin rasanya Rania mengumpat Luna. Dasar pelakor! Dalam hati dan pikiran Rania.

“Selamat pagi kelas A.”

“Pagi Bu Mel,” balas sapaan siswa dan siswi kelas A kompak. Mereka semua sudah siap mendengarkan materi pelajaran Seni Budaya. Salah satu pelajaran favorit di kelas A, selain pelajarannya mudah, gurunya pun sangat ramah.

“Hari ini Bu Melodi ingin memberitahukan kalian soal prom night dalam rangka menyambut ulang tahun sekolah ini. Tentunya, Bu Melodi akan membagikan pasangan untuk dansa. Tenang saja, kelas A hingga kelas E akan Bu Melodi bagikan.”

Semua siswa dan siswi kelas A riang gembira. Pasalnya, baru tahun ini sekolah mengadakan prom night dalam acara ulang tahun. Biasanya prom night diselenggarakan saat kelulusan. Benar-benar menyenangkan. Terutama Rania, ia berharap Bu Melodi menyatukan dirinya dan Adam sebagai pasangan.

“Di tangan Bu Melodi, sudah ada nomor di dalam wadah ini. Jadi, kalian mengambil salah satu kertas berisi nomor yang telah Bu Melodi acak. Agar mengetahui pasangan kalian, caranya adalah dengan nomor yang sama. Ingat! Nomor yang sama, bukan nomor yang lain. Silakan berbaris dan ambil satu.”

Satu-persatu siswa dan siswi kelas A mengambil kertas di dalam wadah tersebut. Sebelum Bu Melodi memberikan instruksi, mereka semua tidak berani membuka isi di dalam kertas yang dipegang masing-masing.

“Semuanya sudah dapat. Yang siswa laki-laki di sebelah kiri Bu Melodi dan siswi perempuan di sebelah kanan. Kalian harus membuka isi kertas tersebut dan letakkan di dada kalian agar saling melihat. Bu Melodi hitung ya. Satu, dua, tiga.”

Luna benar-benar tidak percaya. Apakah nomornya yang salah atau dirinya tidak beruntung? Kenapa ia harus berpasangan dengan Rayyan, sedangkan Rania berpasangan dengan Adam. Jangankan Luna, siswi perempuan lainnya pun terkejut. Kebaikan apa yang telah dilakukan Rania? Sampai-sampai gadis mantan kelas E ini berpasangan dengan Adam.

Tentu saja, Rania heboh sendiri berpasangan dengan Adam. Bu Melodi sangat gemas melihat kehebohan Rania yang berhasil mendapatkan Adam.

Adam lalu menengok ke arah Bu Melodi dan tersenyum.

Flashback

Adam ke ruangan Bu Melodi karena dirinya sudah tahu perihal diadakan prom night dalam rangka ulang tahun sekolah. Adam sengaja meminta Bu Melodi agar memasangkan dirinya dengan Rania.

“Berikan penanda kertas yang sama untuk kami berdua. Saya ingin memberikan hadiah kepada Rania atas kerja kerasnya belajar agar dapat masuk ke dalam kelas A,” pinta Adam.

“Ternyata Rania perlahan-lahan mulai merobohkan pertahanan di dalam hatimu. Oke, baiklah, akan Bu Melodi lakukan. Ingat! Jangan beritahukan Kepala Sekolah,” jawab Bu Melodi.

“Terima kasih.”

Ternyata, Bu Melodi sengaja menyuruh Rania mengambil kertas yang dimana ujungnya sudah digunting. Rania yang polos, menurut perintah Bu Melodi tanpa ketahuan yang lain ketika mengambil nomor.

School Diary [On Going]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum