Goes to Bandung (2)

115 39 167
                                    

Setelah selesai mengenyangkan isi perut mereka. Perjalanan dilanjutkan kembali menuju Bandung. Tanpa sepengetahuan Adam, sebenarnya rencana ini disusun begitu sempurna oleh Sofia, Naira, Azka, dan Mbok Darmi. Sengaja, mengajak Adam ke Bandung dengan mengatakan kalau tempat biasa Adam bermain kuda tutup, beralasan sedang dalam perbaikan. Jika tidak begitu, Adam jelas langsung menolak.

Selama di perjalanan, ada yang berbeda dari tatapan Clara, sahabat Rania. Sejak tadi, kedua matanya tidak pernah lepas dari sosok Azka, paman dari Adam dan Naira. Benar-benar definisi cowok tampan paripurna tanpa ada celah ataupun cekungan lembah. Wajahnya benar-benar mulus, pasti mahal perawatan Azka, begitulah isi pikiran Clara.

Merasa diperhatikan, Azka menengok ke arah Clara yang duduk di sampingnya. Bertanya mengenai keadaan dirinya.

“Clara hari ini lagi nggak sakit ‘kan?”

“Nggak kok Kak, aman.”

“Biar nggak bete dan ngantuk mending makan camilan,” saran Azka sambil tersenyum. Clara menahan wajahnya yang mendadak salah tingkah.

Lain halnya di mobil sebelah. Kalau tadi pagi sepi, malah ramai sekarang. Rania, Naira, dan Rayyan terus bernyanyi mengikuti irama musik yang diputar melalui ponsel Rayyan.

Adam melihat mereka dengan tatapan aneh. Lebih baik diam sambil membaca buku dan menikmati pemandangan. Daripada berisik seperti anak kecil.

“Abang nggak seru nih! Ayo nyanyi dong!” titah Naira. Bosan sekali melihat Adam yang tidak menikmati waktu libur mereka. Dari awal sampai mau sampai ke tempat tujuan tidak terlihat untaian senyum wajahnya.

“Malas,” jawab Adam singkat sambil membalikkan lembaran buku.

Rania malah keasyikan menyanyi bersama Naira dan Rayyan sampai mereka tidak sadar, jika kedua mata Adam terus memperhatikan Rania.

Perjalanan yang melelahkan akhirnya terbayarkan dengan pemandangan hamparan hijau yang sungguh menyegarkan kedua mata.

Mereka semua berkunjung ke salah satu wisata di daerah Bandung, yaitu De Ranch tempat menjernihkan pikiran sambil bermain kuda.

Awalnya, berjalan dengan baik dan tidak ada pikiran yang mengganggu Rania. Tapi, baru beberapa melangkahkan kedua kakinya menuju pintu masuk wisata, suara wanita menyebalkan yang tak ingin ia temui. Siapa lagi kalau bukan Luna. Kenapa gadis itu ada di sini? Benar-benar mengganggu.

“Adam?” panggil Luna. Adam dan lainnya menengok. Tentu saja wajah Rania berubah tidak enak.

“Halo,” jawab Adam.

“Kamu ke sini mau berkuda?” Adam mengangguk.

“Ya jelas berkuda, masa nemenin Sun Go Kong lahiran,” jawab Clara asal. Dia juga sama kesalnya dengan Rania.

Rania berdoa dalam hati, agar Tuhan memisahkan Adam dan Luna. Dia sudah berdandan sempurna, masa hanya melihat kemesraan Adam dan Luna di sini.

“Luna mau berkuda juga?” tanya Naira. Sebenarnya Naira juga tidak ingin ada orang lain, karena ia sudah membuat rencana bagus bersama Azka dan Rayyan untuk membuat Adam menyukai Rania.

“Iya,” jawab Luna.

“Luna.” Suara seseorang berhasil membuat Luna terdiam. Terlihat seorang pria dengan pakaian rapi menghampiri mereka. Ternyata pria itu tersebut adalah ayah dari Luna yang baru saja selesai dinas di Negeri Jiran.

“Kamu masih ada les lagi hari ini,” ucap ayah Luna seraya memperhatikan wajah Adam. Wajahnya sangat tidak asing.

“Sebentar, rasanya Papa tidak asing dengan wajah laki-laki berkaos biru.”

School Diary [On Going]Where stories live. Discover now