Ketahuan Mengintip

88 34 129
                                    

Hari terakhir PTS di SMA Sampoerna, semua siswa dan siswi merasa lega karena sebentar lagi selesai berperang melawan soal-soal rumit, terutama ujian berhitung sangat menguras otak.

Mata pelajaran terakhir adalah sejarah dunia dan agama. Beberapa siswa dan siswi yang memeluk Agama Islam mendapatkan soal sesuai dengan kepercayaannya, begitu pula yang beragama Protestan dan Katolik mendapatkan masing-masing sesuai ajaran agama mereka.

Setelah PTS selesai, mereka semua tidak diberikan waktu libur. Dua minggu belajar, langsung dihadapkan ujian kenaikan kelas.

Tahun ini, Adam, Rania, Naira, Rayyan, Luna, Clara, Rensya, dan Jeno naik ke kelas tiga. Yang dimana kelas tiga merupakan kelas paling sibuk. Belajar menghadapi ujian dan praktek agar nilai mereka tinggi dan dapat masuk ke kampus impian.

Adam yang IQnya di atas rata-rata belum sampai tiga puluh menit sudah selesai mengerjakan ujian agama sebanyak lima puluh soal.

Setelah PTS selesai, suasana sekolah tentunya sepi. Menjadikan kesempatan bagi Adam untuk berenang. Sudah lama dirinya tidak berenang. Untungnya, ia sudah membawa baju ganti.

Adam berjalan menuju lokernya. Saat membuka loker, di balik tembok sudah ada Rania melihat Adam yang mengambil baju ganti. Pelan-pelan Rania mengikuti langkah kaki Adam. Ia sangat berterima kasih kepada Naira yang sudah memberitahu dirinya perihal Adam. Naira memberitahukan Rania kalau Adam akan berenang selesai PTS. Sungguh beruntung bersahabat baik dengan Naira.

Ujian agama sangat mudah dikerjakan Rania, di dalam kelas tadi, ia tidak pedulikan tulisannya yang amburadul. Baginya, yang terpenting adalah melihat Adam.

Adam berjalan menuju kolam renang sekolah seraya memakai earphone, ia malas mendengar suasana keramaian sekolah.

Seperti biasa, Rania bersembunyi di balik bangku di bagian paling atas. Dilihatnya, sudah ada Adam yang sedang melakukan pemanasan di pinggir kolam.

“Kalau cuma pakai celana pendek aku suka, jadi kelihatan jelas roti sobeknya Adam dan kulit mulusnya. Tahan Rania, nanti beberapa tahun ke depan kamu akan pegang langsung roti sobek suamimu Adam.” Tanpa basa-basi Rania mengeluarkan kamera untuk memfoto Adam sepuasnya.

Luna mencari keberadaan Adam. Ia bertanya langsung kepada Naira. Naira tidak akan menjawab jujur keberadaan Adam.

“Naira, Adam kemana? Soalnya ada janji mau beli buku di Gramedia.”

“Adam tadi pulang duluan, kepalanya pusing mendadak kebanyakan belajar.”

“Oh begitu, ya sudah aku pulang duluan. Bye!”

“Siapa yang pulang duluan?” tanya Rayyan di telinga Naira membuat gadis itu terkejut bukan main.

“Astagfirullah! Rayyan! Aku pikir siapa?” Rayyan mengacak-acak rambut Naira gemas dan menggandeng tangan Adik dari sahabatnya. Hari ini Rayyan mengajak Naira menonton di bioskop dan melakukan hal-hal menyenangkan.


***


Rania masih betah melihat Adam berenang. Benar-benar kedua mata Rania segar menyaksikan langsung tubuh atletis Adam. Definisi sudah pintar, tampan, berotot pula, semakin dibuat terpesona Rania oleh Adam.

Semakin lama posisi Rania semakin dekat, hingga ia duduk di bangku paling bawah, agar kedua matanya bisa langsung melihat Adam jelas. Kameranya sudah dimasukkan ke dalam tas.

Disaat seperti inilah, timbul ide nakal Rania. Diam-diam ia berjalan ke pinggir kolam renang untuk melihat semakin jelas roti sobek Adam.

Berjalan ke belakang lalu mengendap-endap ke pinggir tembok layaknya seorang pencuri dan berakhir di pinggir kolam.

School Diary [On Going]Where stories live. Discover now