Rania So Dumb!

174 53 339
                                    

Adam terus menarik tangan Rania hingga ke belakang sekolah. Dari sanalah, Adam melampiaskan seluruh emosinya tatkala melihat tingkah Rania. Gara-gara dia, bajunya jadi basah dan kotor. Terpaksa, ia harus mengenakan kaos olahraga yang sengaja disimpan di dalam loker.

Lalu,bagaimana dengan Rania sekarang? Gadis itu menunduk, tidak berani memandang wajah Adam, jangankan memandang, menatap kedua netra laki-laki itu saja tidak berani.

Bagi Adam, Rania adalah makhluk menyebalkan yang hadir di dalam hidupnya tanpa diundang. Benar-benar tidak habis pikir dengan gadis di depannya ini. Bisa tidak sehari saja tidak membuat masalah? Agar hidupnya tenang di sekolah.

"Kamu bisa nggak sehari saja tidak membuat masalah sama aku?"

"Maaf Adam, aku benar-benar tidak sengaja. Kejadian sebenarnya bukan seperti itu."

"Bukan seperti itu gimana? Seragam aku jadi kotor dan bau. Kamu tahu nggak air yang didalam ember itu mengandung banyak kuman dan bakteri?!"

"Ya intinya aku minta maaf dan akan bertanggung jawab."

"Orang bodoh dan ceroboh seperti kamu, selalu biang onar. Kamu mana tahu bakteri dan kuman?"

Sesak rasanya hati Rania mendengar emosi Adam yang menggebu-gebu, terlebih sampai mengatai dirinya bodoh dan ceroboh. Mendengar kalimat itu benar-benar membuatnya hampir menangis.

Adam yang malas berlama-lama dengan Rania memilih meninggalkannya. Meninggalkan Rania dalam kondisi diam mematung.

Namun, sebelum Adam benar-benar hilang dari pandangan Rania. Ada sebuah kalimat yang membuat Rania yakin kalau Adam mulai menyukainya.

"Kamu mau bertanggung jawab 'kan? Bersihkan seragam saat pulang sekolah nanti. Tanya sama Naira alamat rumah aku."

Setelah bayangan Adam sudah tidak ada lagi di tempat. Rania tersenyum lebar dan lompat kegirangan. Bahkan, secara tidak sadar kedua sahabatnya yakni Clara dan Rensya melihat dirinya yang asik berjoget ria.

"Wah! Sudah gila rupanya sahabat kita ini."

"Gue kira setelah insiden seragam basah bakalan sedih, malah makin senang. Kenapa lo?"

"Jelas gue senang dong! Karena, pulang sekolah, gue ke rumah Adam buat cuci seragam dia sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kesalahan yang gue buat hari ini ke dia."

Kedua sahabat Rania tidak bisa berbuat apa-apa. Benar-benar gelombang cinta sudah masuk ke dalam inti sari jiwa Rania. Mereka berdua hanya bisa berdoa untuk kebahagiaan sahabatnya.

***

Setelah bel pertanda masuk dibunyikan, seluruh siswa dan siswi SMA Sampoerna berhamburan kembali ke kelas. Berkelebat kembali dengan pelajaran di jam-jam terakhir.

Adam yang sudah mengganti seragamnya dengan kaos olahraga langsung duduk di mejanya. Tidak ada senyuman di wajahnya. Julian yang melihat Adam, bertanya soal insiden hari ini.

"Adam, lo baik-baik saja?"

Adam yang masih kesal dengan Rania, menengok ke arah Julian tanpa ekspresi. Hal itu yang membuat Julian bergidik ngeri.

"Menurut kamu?"

Julian lebih memilih diam dan tidak melanjutkan pertanyaannya.

Pak Randy, guru biologi memasuki ruang kelas Adam. Segera memberikan pelajaran tentang hal yang berkaitan dengan fotosintesis, baik pengertiannya, tujuannya, dan manfaatnya.

Sementara, di kelas Rania, Bu Indira pasrah dengan kapasitas isi otak siswa dan siswi dari kelas E. Pelajaran biologi tentang fotosintesis saja, mereka semua tidak paham.

School Diary [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang