Ada-ada Saja

157 27 104
                                    

Di dalam kamar Adam, Rania tengah memperhatikan pelajaran sejarah. Setelah pulang sekolah, Adam kembali membantu Rania belajar hingga kenaikan kelas tiga nanti. Selama enam bulan di kelas A, tentunya membutuhkan banyak amunisi yang dibutuhkan Rania, contohnya seperti memperbanyak ilmu pengetahuan. Masalahnya, selama hampir dua minggu, siswa dan siswi tidak akrab dengan Rania. Hanya Rayyan yang terkadang mengajak Rania ngobrol.

Pembahasan sejarah kali ini mengenai, Kerajaan Nusantara pada jaman dahulu. Kerajaan yang dibahas adalah Kerajaan Majapahit. Rania sudah membaca sedikit tentang Kerajaan Majapahit tadi di perpustakaan. Baginya, benar-benar sulit. Apalagi, banyak peristiwa yang terjadi pada era kejayaan Majapahit.

Sedangkan Adam, sibuk membuat soal. Hari ini dirumah hanya ada dirinya dan Rania. Mbok Darmi, Pak Warno, dan Pak Tarsim sedang pergi berkunjung ke rumah sanak saudaranya. Sedangkan, Naira sibuk les kelas masak di hari pertama dan ditemani oleh Rayyan.

“Kamu kerjakan soal ini, ada lima soal.” Adam memberikan soal latihan kepada Rania.

“Loh? Kok soalnya essay semua? Mana semua pertanyaannya penjelasan. Pusing, Dam.” Rania mengeluh, tetap saja Adam tidak peduli. Ia lebih melanjutkan kegiatan membacanya setelah memberikan soal.

“Adam! Tersisa dua hari lagi acara anniversary sekolah. Kamu sudah beli tuxedo?” tanya Rania.

“Kerjakan soalnya,” jawab Adam tanpa melihat Rania.

Padahal, Rania penasaran, warna apa yang akan dibeli Adam. Agar Rania dapat menyamai dengan gaunnya nanti. Tetap saja, laki-laki itu merahasiakannya.

Rania kembali fokus mengerjakan soal. Diam-diam Adam melirik Rania, senyum hangatnya ia berikan tanpa sepengetahuan Rania.

Kenapa perut Rania disaat sedang fokus belajar berbunyi? Rania memang tidak bisa fokus dalam keadaan lapar.

“Lapar?” tanya Adam. Rania mengangguk. Tanpa mengajak Rania, Adam keluar kamar dan turun ke dapur. Rania yang tidak mau ketinggalan jejak Adam, mengikutinya dari belakang.

Beralih ke dapur, Adam membuka isi lemari pendingin. Mengambil beberapa bahan masakan. Berupa, ikan salmon, asparagus, kentang, dan beberapa cabai merah besar.

Melekatkan celemek ke pinggangnya. Adam mulai mengupas dan memotong bahan yang ada.

“Tolong cuci ikan salmonnya. Cuci tiga kali, tidak lebih dan tidak kurang. Setelah itu, ikannya dikeringkan dengan tisu masak. Cukup ditekan.” Rania menurut.

Melihat Rania yang tidak memakai celemek, Adam mengambil celemek di laci dapur. Lalu, memakaikan ke pinggang Rania. Rania yang kaget, berbalik arah. Degup jantung Rania berdetak lebih cepat. Sedekat itu wajahnya dengan Adam.

“Balik badan,” perintah Adam. Rania kembali menurut. Baru kali ini, Adam perhatian padanya. Rania berada di puncak keromantisan, ia menganggap hari ini merupakan momen memasak bersama calon suaminya.

Setelah selesai memotong bahan-bahan. Adam mulai memasak seluruh bahan. Pertama, Adam menuangkan minyak olive secukupnya, lalu mulai mematangkan ikan salmon bersamaan dengan asparagus. Sementara, di wajan yang satu menggoreng kentang.

***

“Sofia di ruangannya nggak ada, kemana ya?” ucap Adrian di ruangannya. Tadi, habis makan siang bersama. Biasanya, Sofia selalu menghabiskan waktu bersama Natalia. Tapi, Natalia sedang sibuk melayani pasien.

Yang dicari, ternyata sedang menikmati seblak di salah satu gang perumahan. Sengaja, Sofia makan seblak jauh dari rumah sakit. Dirinya tidak sendiri, ada Rava dan Yeni. Tidak masalah mengajak dua insan jomblo ini. Sebenarnya, Sofia sudah tahu rencana suaminya dan Haris, ingin menjodohkan Rava dengan Yeni. Tenang saja, dirinya bisa melakukannya sendiri.

School Diary [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang