Tutor Mendadak

18 4 0
                                    

Sebelum bel masuk berbunyi. Rania menyempatkan diri mengunjungi kelas E. Merindukan suasana kelasnya dan juga teman-temannya.

Selama berada di kelas A, dirinya tidak terlalu akrab dengan siswi di kelasnya. Kebanyakan, tidak satu frekuensi dengannya. Terlalu serius dalam pelajaran.

Apalagi Luna. Perempuan satu itu, ada saja tingkahnya mendekati Adam. Sejak awal kehadirannya, selalu membuat Rania cemburu. Tapi, untung saja Adam tidak menunjukkan tanda-tanda ketertarikan kepada Luna. Bisa hancur hatinya, mengetahui Luna dan Adam menjalani hubungan.

“Minggu depan sudah ujian kenaikan kelas. Tidak terasa, waktu berlalu begitu cepat,” ucap Clara.

“Nggak siap menghadapi tugas kelas tiga,” keluh Rensya.

Sambil membawa buku sejarah, Rania memberikan semangat kepada kedua sahabatnya. Dirinya pun sama seperti mereka, tidak siap menghadapi materi kelas tiga nanti. Jangankan pelajaran, praktek saja sangat sulit bagi mereka. Tapi, beruntungnya Rania mempunyai guru les, yakni Adam. Sedikit demi sedikit, dirinya memahami pelajaran, meski pelajaran berhitung masih bodoh.

“Ran! Pinjam buku sejarah lo dong!” Clara langsung menggeser buku yang dibawa Rania ke arah dirinya. Baru juga dibuka, Clara berteriak kaget, sehingga mengundang perhatian teman-temannya.

“Ya Allah!”

“Ada apa?”

Clara mengeluarkan selembar foto yang membuat seluruh penghuni kelas E heboh. Rania pun sama hebohnya. Foto dirinya dan Adam yang tengah tertidur pulas, setelah seharian belajar.

Clara dan Rensya meminta penjelasan Rania. Jadi, selama ini, Rania bisa dapat nilai bagus dan masuk ke kelas A, berkat Adam. Tidak bisa dibiarkan. Mereka juga mau.

“Tunggu dulu! Itu itu.” Rania bingung menjelaskan foto tersebut.

“Itu itu apa? Jadi, selama ini lo belajar sama Adam. Pantas saja, jadi melambung nilainya,” kesal Rensya.

“Lo harus minta Adam buat ajarin kita, hari sabtu besok!”

Rania bimbang. Posisinya tidak dapat dijelaskan. Ia juga tidak mungkin, tidak menuruti keinginan teman-temannya. Tapi, bagaimana dengan Adam? Laki-laki itu pasti marah melihat teman sekelasnya belajar di rumahnya.

“Tolonglah kalian, bisa belajar di tempat les lain.” Rania memberikan saran.

“Nggak mau! Mending sama Adam, gratis!”

“Iya iya, sabtu aku ada jadwal belajar jam sembilan pagi.”

“Kirim lokasi rumah Adam, lewat grup chat kelas.”

Selepas dari kelas E. Saat kembali menuju kelasnya. Rania bertemu Naira.

“Naira.” panggil Rania.

“Iya?” Naira menoleh.

“Aku mau cerita, boleh?” Naira mengangguk.

Di taman belakang sekolah, Rania menceritakan kejadian tadi di kelas E. Dirinya meminta solusi kepada Naira.

“Kata siapa Adam menolak? Serahkan semuanya padaku dan Mama. Hari sabtu jam sembilan pagi?” Rania mengangguk dan memeluk Naira. Rania sangat menyayangi Naira.


***

“Prasasti yang ditemukan pada era Kerajaan Majapahit, apa saja?” Rania mengangkat tangannya. Ia tahu jawabannya, karena sudah belajar dan menghafal sebagian sejarah Kerajaan Majapahit, berkat dibantu Adam.

“Silakan Rania.” Pak Timothy menunggu jawaban Rania.

Luna kesal melihat Rania yang hari ini sangat antusias belajar. Bisa-bisa posisinya tergeser.

School Diary [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang