Belajar & Kedatangan Murid Baru

174 57 453
                                    

"Raden Sofia Bestari Arkadewi Kencana !" Adrian memanggil nama Keraton istrinya cukup keras. Sofia langsung kaget, begitu pula diikuti yang lainnya. Tanpa berdosa, Naira menyuruh Mbok Darmi, Pak Warno, dan Pak Tarsim meninggalkan ibunya sendiri. Naira sudah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Adrian melipatkan kedua tangannya, tidak mengerti akan sikap istrinya. Bukannya istirahat, malah asyik-asyikan memutar musik. Kalau ketahuan tetangga dan ditegur tidak enak juga.

Sofia duduk terdiam, tidak berani menatap wajah Adrian.

"Bukannya istirahat habis kerja malah begini."

"Sayang, ayolah bersantai sejenak." Sebenarnya, Adrian tidak mempermasalahkan perihal kejadian tadi. Karena, moodnya masih cemburu gara-gara kejadian setelah selesai operasi yang dijalani oleh Sofia bersama dokter baru Rava.

Rumah Sakit Mayapada....

Adrian cemburu berat saat Rava duduk berdekatan dengan Sofia. Apalagi sikap Rava yang sangat hangat melebihi dirinya. Sofia terlihat nyaman ketika Rava mengajaknya kembali mengenang masa kuliah dulu.

"Ingat nggak Sof? Waktu ada penyuluhan kesehatan di salah satu desa Kepulauan Seribu."

"Ingat dong! Waktu itu Natalia diserbu monyet hutan gara-gara makan keripik kentang. Natalia teriak gini 'mama tolongin Nata', mukanya itu aduh tidak bisa dikondisikan."

Hal yang paling membuat Adrian marah pada Sofia adalah saat Rava meniup sebelah mata Sofia yang kelilipan.

Adrian menyuruh Sofia untuk berbicara padanya di kamar. Sofia menurut dan mengikuti suaminya dari belakang.

Sementara itu, Adam masih berusaha sabar mengajari Rania. Sudah hampir setengah jam dirinya belum mengerti juga. Padahal, Adam sudah menuliskan dan menjelaskan berulang kali contoh soal terhadapnya.

Adam mengistirahatkan otaknya, ia duduk di depan Rania, bertanya mengapa gadis itu sama sekali tidak paham soalnya? Apa isi di dalam otak Rania?

"Apa yang kamu hafal di dunia ini?" tanya Adam. Rania langsung mengeluarkan poster grup Korea kesukaan ibunya semasa muda dulu.

"Tara! Aku hanya tahu mereka dari Ibuku. Mereka dulunya sebuah grup penyanyi asal Korea. Namanya Xodiac, ada Lex, Hyunsik, Beomsoo, Wain, Leo, Sing, Gyumin, Davin, dan my baby Zayyan. Zayyan ini dari Indonesia. Xodiac mempunyai banyak prestasi," jelas Rania sambil menunjukkan satu-persatu anggota grup tersebut.

Adam yang geregetan, tanpa sengaja menyentil kening Rania pelan. Rania yang kaget justru senang, tandanya Adam mulai memperhatikan dirinya.

"Belajar itu penting. Penting untuk masa depan kamu. Kalau kamu pintar, semua orang akan menghargaimu, kalau kamu bodoh, semua orang akan merendahkanmu. Setidaknya, belajar demi dirimu sendiri bukan demi orang lain."

Adam kembali mengajarkan contoh soal yang paling mudah. Posisi mereka berdua saling berdekatan. Jelas membuat jantung Rania berdetak tak karuan. Sedekat itu dengan Adam. Sekarang, ia bisa melihat Adam sejelas mungkin.

"Perhatikan soalnya, -38 + (218 - 26) : 24, cara mengerjakannya simpan dulu -38, lalu kamu hitung hasil 218 - 26 hasilnya 192, hasil 192 dibagi 24, sampai sini paham?" Rania mengangguk. Adam kembali melanjutkan soalnya sampai selesai. "Angka -38 belum sama sekali dihitung. Coba kamu hitung di kalkulator 192 : 24, berapa?"

Rania langsung menghitung angka yang ditulis Adam.

"Hasilnya 8."

"Jadi, -38 + 8 hasilnya adalah -30. Kenapa hasilnya minus, karena minus bertemu plus, hasilnya tetap minus. Sudah paham sekarang?"

School Diary [On Going]Where stories live. Discover now