2

281 104 15
                                    

👑 🐰 👑

👑 🐰 👑

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🌷🌷🌷

"Jungkook, jangan lama-lama." Sera berkata dari sofa secoklat tortilla dekat jendela, di kamar Jungkook.

Ya, Sera ada di kamar suaminya. Jungkook meminta menunggu sebentar, pria itu perlu mandi dan ganti baju yang lebih santai. Sera mengitari pandang ke penjuru ruang, sebelum berpaling pada taman bunga mawar dari balik kaca jendela. Dia tidak sadar Jungkook sudah keluar dari walk in closet, mengenakan kaos putih lengan pendek dilapis jaket hitam.

"Mau tukar kamar?" tanya Jungkook, membungkuk di belakang Sera, sehingga Sera berada di antara lengannya yang bertumpu pada sofa. "Sepertinya kau suka sekali dengan taman bunga mawarku," tukas Jungkook, menegakkan badan begitu Sera berbalik menghadapnya.

"Aku sudah betah di kamarku," jawab Sera.

Mereka berdiri berhadap-hadapan.

"Sera, kau suka menguncir rambut?"

"Ya, kadang-kadang. Kenapa memangnya?"

"Ini—kemarin aku melihat ikat rambut ini, kurasa cocok kalau kau pakai." Jungkook membuka genggaman tangan kanannya, ikat rambut hitam kecil berbandul kupu-kupu biru, ada logo Dior di sekeliling ikat rambut itu.

Jungkook mendekat sampai Sera berada di depan dadanya, kedua lengannya terulur ke rambut Sera yng tergerai. Dalam gerakan lembut sampai membuat bulu-bulu tengkuk Sera meremang, Jungkook mengikat rambut Sera menjadi kunciran kuda.

"Hhmm... cantik." Jungkook berkata, memandangi Sera yang tersenyum samar.

Jungkook melihat kunciran kuda buatannya tampak tidak terlalu buruk, atau memang Sera saja yang kelewat cantik jadi mau rambutnya ditata jelek pun, tetap tidak bisa membuat gadis itu terlihat tidak menarik. Justru untaian rambut yang tidak ikut terikat, berjatuhan di sekitaran wajah dan leher jenjangnya yang putih, membuat Sera jauh lebih menggoda.

Astaga, apa yang kupikirkan. Jungkook bicara kepada dirinya sendiri, menarik Sera keluar dari kamar sebelum muncul pikiran-pikiran mesum di otaknya.

Di luar Hayeon sudah menunggu sambil membawakan mantel Sera, dia menyerahkan mantel biru muda pada Sera yang agak bingung bersamaan dengan Jungkook berkata.

"Oh, pakai mantelmu, udara sore agak dingin."

"Memangnya kita mau kemana? Terima kasih, Bibi Hayeon," tambah Sera pada Hayeon, pelayan itu menunduk sopan sebelum berlalu menjauh.

"Ada satu tempat yang bisa menghilangkan kesedihan, kau pasti belum pernah ke sana."

"Dimana?"

"Di hutan buatan masih di area perumahan, tapi kita perlu berjalan sedikit ke utara." Jungkook mengaitkan jemarinya di antara ruas jemari Sera yang kecil, menahan genggamannya saat Sera hendak melepaskannya.

Crimson AutumnWhere stories live. Discover now