9

289 100 12
                                    

👑 🐰 👑

👑 🐰 👑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌷🌷🌷

"Jungkook, Ibumu masih hidup. Selama ini Ibumu dirawat di rumah sakit psikologi MoonChild, untuk penyembuhan PTSD setelah beliau sadar dari koma."

Jungkook menggeleng, tidak sanggup tersenyum. Beranda belakang yang luas itu tidak cukup mengakomodasi keterkejutan Jungkook, gempuran fakta tidak terduga yang Seokjin sampaikan terlampau menguncangnya.

Jungkook masih mengingat detail kejadian hari itu, 27 September, 17 tahun lalu. Dia merayakan thanksgiving di Vila keluarga bersama orangtuanya, kakaknya, Jimin, termasuk paman dan juga bibi. Namun pamannya, Park Jinjae, pulang lebih dulu sebab harus menemui saksi dari kasus hukum yang tengah ditangani.

Pada saat itu Jungkook baru genap 11 tahun, memilih tetap tinggal sampai besok siang sebab dia sepakat memancing di danau belakang bersama Jimin dan kakaknya, Jeon Jungwon. Atas hasutan dan rencana Jimin yang pandai meramu kata-kata, hari itu mereka berhasil bertahan, meyakinkan orangtuanya dan Jungwon untuk tinggal di Vila.

"Sebaiknya jangan memancing hari ini, cuaca kurang bagus, sebentar lagi hujan."

Ayahnya berusaha menahan, mengunci pintu, meminta semua orang duduk di ruang tengah. Namun lagi-lagi Jimin berhasil meyakinkan ayah dan juga Ibunya, mereka mendapatkan izin memancing sore hari itu meskipun hujan mulai turun.

Kemudian, kejadian tidak terduga datang dan menghancurkan semuanya, sewaktu perampok membobol rumah dan membunuh ayahnya. Mengantarkan aroma kengerian pada tubuh kecil Jungkook yang tersudut di ujung kematian, berdiri di antara Jungwon yang sedang melangkah mundur dari orang-orang asing itu sebelum ikut dihabisi.

Jungkook mulai menangis, air mata mengalir membahasi wajahnya yang pias saat sosok jahat itu mendekatinya. Orang itu hampir menyambar tubuhnya, andai suara rintihan sang Ibu dari atas rumput basah berlumuran darah tidak mengusik pendengaran.

"Ja—jangan."

Sosok kejam itu berpaling, memiringkan wajah, menyeringai menyeramkan, ujung sepatu orang itu berada di atas kepala sang Ibu yang mengais pengampunan. Jungkook kehilangan suaranya, dia tidak bisa berkedip saat melihat orang itu menarik pelatuk pistol dan membunuh Ibunya.

"Jungkook, tenang, tarik napas pelan-pelan. Ini tidak seburuk yang kau bayangkan."

Suara Seokjin bersama usapan di bahu, berhasil menarik Jungkook dari pekatnya kecemasaan masa lalu yang nyaris menenggelamkannya. Butuh tujuh menit bagi Jungkook bernapas lebih panjang, dia menghabiskan segelas air untuk menetralkan perasaanya yang terguncang.

"Ja-jadi benar, Ibuku masih hidup?" tanya Jungkook sekali lagi, menatap Seokjin lurus-lurus.

"Benar, Ibumu masih hidup dan beliau sehat." Seokjin mengulangi pernyataanya. "Ibumu telah berhasil mengatasi trauma dengan baik, sekarang beliau ingin sekali bertemu denganmu."

Crimson AutumnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang