KESEMBILAN

9.6K 467 31
                                    

🧸🧸🧸




Seorang lelaki tengah berjalan sendirian di koridor menuju kelasnya. Perasaannya akhir-akhir ini tidak enak apalagi sekarang bulu kuduk dia kok meremang, ya.

Di belakang lelaki itu ada yang sedang berjinjit sambil cekikikan tertahan.

"Dor." Orang yang dikagetkan langsung menghindar ke samping hingga menabrak tembok kelas.

"Udin pagi," sapanya dengan tersenyum manis melihat Udin yang masih bersandar di tembok, sambil melihat kedirinya.

Ini yang dimaksud hati gue kali, ya?Yang bikin hati gue akhir-akhir ini jadi ga tenang

"Udin bales dong jangan diam aja lo." Fifi berjalan mendekat ke arah Fikri yang tengah melamun.

Fifi memutar kepalanya melihat orang yang sedari tadi di belakangnya. "El si Udin kenapa, ya? Kok kayak orang ketakutan gitu liat gue?"

El mengangkat bahu diam harusnya tanpa dia bertanya, dia sudah tahu jawabannya.

"Udin," panggilnya kembali menyentuh lengan Udin.

Fikri yang tersadar pun langsung membenarkan posisinya. "Nama gue Fikri! Jangan udin-udin aja lo Fi." Dia mendengus sebal enak saja main ganti nama orang seenak jidat, bikin nasi kuning dulu baru boleh.

"Udah perjanjian kemarin, ya! Karena lo kabur nama lo jadi Udin bukan salah gue salahin diri lo sendiri," titahnya tak mau kalah.

"Emang ya perempuan ga pernah mau kalah!" 

"Emang gue ga salah!"

"Lo salah!"

Fifi maju menyentil jidat Fikri. "Jangan debat sama gue Udin masih pagi."

Fikri mengusap bagian yang sakit. "Sakit Fifi! Lo kenapa jadi serampangan gini si sekarang!"

"Lebay lo kek cewek." Fifi lantas menggeser tubuhnya berdekatan dengan El kembali, lalu tangannya terulur mengapit lengan besar El di samping kanan dan ia juga melakukan hal itu ke Fikri di samping kirinya, walaupun ada pemberontakan dari lawan. Tapi apalah daya mereka berdua—ternyata tenaga Fifi besar juga bisa menyeret mereka menuju kelas.

Disaat mereka ingin menaiki tangga kelas yang berada di lantai 2, ada seseorang yang memanggil nama Fikri, lantas mereka bertiga terhenti di depan tangga. Ada seorang gadis berlari ke arah Fikri dan berusaha memeluknya, pautan tangan Fifi sampai terlepas karena hentakan dari Fikri hingga tubuh Fifi terdorong ke arah El, untung dia sigap menangkap tubuh Fifi dalam dekapannya.

"Eh, anget banget El," ucap Fifi di pelukan El, lantas El langsung membenarkan posisi Fifi lalu menggeser menjauh.

"Sayang aku kangen," ujar gadis itu yang memeluk Fikri.

"Lepas sialan! Kita udah putus," sarkas Fikri melepaskan pelukan itu membuat gadis itu menjauh darinya.

Fifi dan El hanya menyaksikan pasangan sejoli itu, raut terkejut Fifi tidak bisa digambarkan lagi, jadi si Udin punya pacar.

"Gak mau, aku gak mau putus!" rengeknya gadis itu ingin memeluk Fikri kembali.

Sepintas ide jail muncul diotak kecil Fifi.

Fifi maju menarik gadis itu agar lebih menjauh dari Fikri. Lalu memeluk lengan Fikri, sang empunya sempat terkejut dengan apa yang dilakukan Fifi barusan.

"Sayang dia siapa?" tanyanya dengan manja ke Fikri, dengan menampilkan raut kecewa.

"Kamu selingkuh? Padahal kemarin kita habis menghabiskan satu malam bersama, masa kamu lupa?" lanjutnya dengan kepala bersandar di lengan Fikri.

Tunanganku? Oh, bukan! [END]Where stories live. Discover now