DUAPULUH ENAM

6.1K 316 26
                                    

🍂🍂🍂



Sinar baskara menyoroti bumi dan seisinya, hembusan angin membawa awan putih berjalan perlahan mengikutinya.

Hari ini ulangan nasional akan dilakukan. Fifi sudah menyiapkan semuanya walau awalnya dia malas mengulang pelajaran, tetapi ini semua harus dijalankan.

Sekarang dia tengah berada di dalam ruangan komputer, membaca semua buku catatannya. Karena ini ulangan, mereka semua duduk di meja satu per satu. Kiki yang duduk di hadapannya menoleh seketika memamerkan pulpen lucunya ke Fifi, entahlah dia tidak tahu yang mana yang lucu, tetapi ia ikut tertawa melihat temannya.

Hingga akhirnya Mika dan Anggi datang mengajaknya ke kantin terlebih dahulu. Jadi, mereka berempat pergi dari sana.

Beberapa menit kemudian mereka kembali ke kelas. Ketika mereka sudah duduk di bangku masing-masing, ada gelagat aneh dari Kiki.

"Kenapa, Ki?" tanya Anggi menghampiri tempat duduknya.

"Pulpen lucu aku hilang masa." Ia berusaha mengecek bawah kolong meja dan bertanya ke semua orang.

"Pakai pulpen gue dulu mau gak? Lagian nantikan gak pakai itu," tawar Fifi di tempat duduknya.

Kiki menoleh dengan wajah keruh. "Gak usah Fi, bukan masalah bakal dipakai atau tidak, tapi itu pulpen pemberian dari orang lain makanya tadi aku seneng banget."

"Udahlah Ki mungkin keselip, nanti cari lagi aja," timpal Mika dari tempat duduknya mendengar perdebatan antara temannya.

Kiki hanya mengangguk pasrah. Sedangkan Fifi dari kemarin pikirannya sudah terpecah belah.

Akhirnya ulangan berlangsung sepada mestinya hingga jam pulang, mereka berempat berjalan beriringan.

"Ki gimana pulpennya udah ketemu?" tanya Fifi di kiri Kiki.

"Belum Fi," balas Kiki.

Fifi berjalan di koridor sambil membenarkan ikat rambutnya. Surainya ia ikat satu dengan kencang.

"Rambut lo cantik Fi, gue harap jangan lo potong pendek ya?"

Fifi menoleh sekilas dengan alis menungkik. "Kenapa?"

Tiba-tiba saja Mika menyela pembicaraan mereka.

"Eh, itu El, ya, sama Mia? Tumben jalan berdua ga sama lo Fi?"

Mereka semua melihat ke arah yang Mika tunjuk.

Ada rasa panas menjalar kesekujur tubuhnya, sakit itu kembali lagi. Entah apa alasannya yang pasti, Fifi meremat tangannya kembali.

Kiki yang sadar pun menoleh. "Kenapa Fi?"

"Ini gue kebelet, gue duluan, ya." Fifi langsung lari meninggalkan mereka semua.

"Sakit banget sialan, kenapa kambuh lagi, sih! Kayaknya kemarin enggak deh," gerutu Fifi hingga dia ingin melewati El dan Mia berada.

Ekor mata El menangkap Fifi yang terburu ingin melintas di dekatnya. "Fi mau ke mana?"

Dengan bersamaan Mia memutar tubuhnya yang menghalangi jalan Fifi, akhirnya mereka berdua terbentur dan terjatuh ke lantai. Akibat serangan mendadak dari Fifi.

El membantu Fifi terlebih dahulu. "Lo gapapa, ada yang sakit?" Sambil menyentuh bahu Fifi.

"Eh, sakitnya hilang?" ucapnya polos menatap kosong ke depan, sambil menyentuh tanda dilengannya kembali.

"Hm, sakit apa? Mana yang sakit? Apa mau ke UKS aja?" racau El mengecek tubuh Fifi takut ada yang luka.

Para teman Fifi yang tidak jauh dari sana, melihat itu langsung berlari ke arah mereka.

Tunanganku? Oh, bukan! [END]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ