LEONALSHA || 3. Gue masih penasaran sama lo!

666 22 3
                                    

 

  

  

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 

 
  
Selama seminggu lebih, Alsha masuk ke sekolah lewat tembok belakang sekolah. Dia selalu terlambat, dan setiap hari dalam seminggu itu juga dia bertemu dengan Leon, yang berdiri di balik tembok sambil tersenyum. Dan belum mengetahui motif pemuda itu sendiri.

"Terlambat lagi?" tanya Leon seolah tak percaya. "Emang tiap hari lo terlambat?" tanyanya.

Masih seperti sikapnya pertama kali, Alsha memasang wajah dingin dan tak bersahabat kepada Leon. Dia tak suka pemuda itu sejak pertama kali bertemu.

"Masalah lo apa?" tanya Alsha geram. Dia sudah muak bertemu dengan Leon di sana, jalur masuknya ke sekolah karena dia selalu terlambat.

"Lo masuknya gimana sih? Tembok ini tinggi lho, jarang gue lihat cewek seberani lo sebelumnya," kata Leon menunjukkan ketakjubannya.

Alsha memutar mata jengah dan memegang tasnya yang baru saja dia pungut dari tanah karena dia lemparkan tadi. "Gue masih gak berhenti minta sama lo biar gak usah sok akrab dan selalu ganggu gue, gue risih tau gak."

"Gue masih penasaran sama lo," sahut Leon mantap dan tersenyum. Senyum andalannya yang begitu manis hingga tercetak lesung pipinya.

"Apa sih yang lo mau tau tentang gue? Gak ada yang menarik tau gak!" kesal Alsha menimpali. Lalu dia berjalan hendak pergi sebelum dia kembali berhenti karena tangannya yang di cekal oleh pemuda di sebelahnya.

"Lepas!" Alsha menghempaskan tangannya sehingga genggaman Leon terlepas cepat. "Gak usah pegang-pegang!" Tatapannya tajam setajam ujung pisau.

"Selama gue berusaha dekatin lo, lo tau gak nama gue siapa?" tanya Leon sambil memasukkan tangannya ke dalam sakunya.

Alsha terdiam santai dan menatap Leon tanpa minat. "Gak! Dan gak mau tau!" balasnya cuek.

Leon mengangguk paham dan kembali ingin membuka suara, tapi detik berikutnya dia mengatupkan bibirnya saat Alsha pergi begitu saja tanpa ingin mendengarnya lagi.

Lalu, pemuda itu mengalihkan pandangannya ke sebelah kanannya saat mendengar suara langkah kaki.

"Ada yang berusaha lewat sini?" tanya seorang pemuda yang berstatus osis keamanan juga.

Leon memggeleng tak lupa memberikan senyuman meyakinkannya. "Gak ada. Kayaknya benaran gak ada yang kepikiran lewat sini deh, kalau pun ada, cuman orang hebat, mengingat temboknya tinggi gini!"

Pemuda di hadapan Leon mengangguk paham. "Benar juga sih! Mungkin mereka cari jalur yang lebih mudah kali. Kayak di belakang kantor guru itu, kan ada jalur khusus dan gak ada penghalang di sana."

"Nah betul!" sahut Leon antusias. "Udah ada yang jaga di sana?" tanyanya kembali.

"Udah," sahut pemuda itu lagi. "Dan benar, dapat 3 orang dong dari sana."

Leon berdeham dan mengangguk.

"Yaudah yuk, kita ke lapangan aja. Toh gak ada yang dapat kan," kata pemuda itu lagi. Leon menurut dan berjalan pergi dari sana.

Tanpa di sadari sedari tadi ada Alsha yang mendengar percakapan mereka. Gadis itu kini sedang berada tak jauh dari Leon berdiri tadi. Dan tanpa sadar sendiri, Alsha malah mengepalkan tangannya.

"Ternnyata dia osis?" tanyanya seolah dia tak yakin juga. Dia menghela nafas panjang  dan berjalan pergi dari sana.

*
*

Saat Alsha memasuki kelasnya, beruntung guru belum juga datang. Dia berjalan santai ke arah kursinya ke belakang tanpa menghiraukan tatapan teman-temannya yang mungkin bertanya-tanya akan dirinya yang selalu terlambat.

Alsha melewati mereka dan terus berjalan, hingga saat sampai ke mejanya, ada seorang siswa yang sengaja meluruskan kakinya ke luar meja, hendak menyandung Alsha, dan benar saja, Alsha yang tak menyadarinya malah terkena sandungan itu hingga dia hampir saja jatuh jika saja dia yak berpegangan ke ujung meja.

Sebagian dari siswa di kelas itu langsung tertawa menertawakan dirinya. Alsha menoleh dan melihat sang pelaku. Seorang gadis cantik yang ikut tertawa tanpa merasa bersalah kepadanya.

Alsha diam, dia tak berniat meminta permintamaafan gadis itu karena dia sadar, gadis itu anak orang kaya, dan orang tuanya hampir satu sekolah mengenal karena kekayaan mereka, dan toh itu juga sudah sering kan terjadi. Tidak ada yang berubah saat dia berusaha melapor, wali mereka pro akan orang kaya. Tidak memberi keadilan pada orang yang benar.

Alsha hanya bisa menghela nafas dan mengambil tempat duduknya, tasnya dia letakkan kuat ke atas meja karena kekesalannya yang tak bisa dia balaskan.




Alsha hanya bisa menghela nafas dan mengambil tempat duduknya, tasnya dia letakkan kuat ke atas meja karena kekesalannya yang tak bisa dia balaskan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Find me here

Find me here

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LEONALSHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang