LEONALSHA || 19. Orang baik.

413 24 4
                                    

Leon berjalan di tengah lapangan menuju ke sudut lapangan di mana para anggota osis sedang berkumpul, karena ada hal yang ingin mereka bahas, dan mereka diberitahukan melalui chat grub anggota osis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Leon berjalan di tengah lapangan menuju ke sudut lapangan di mana para anggota osis sedang berkumpul, karena ada hal yang ingin mereka bahas, dan mereka diberitahukan melalui chat grub anggota osis.

Saat sudah berada di kerumunan para anggota osis itu, dia berdiam saja. Dan Leon juga sadar ada beberapa pasang mata yang menatapnya secara diam-diam, tatapan para gadis yang terlihat mengaguminya, karena dia tak ingin ambil pusing, dia berusaha menghiraukan itu.

Satu tangan pemuda itu dia masukkan ke dalam saku. Tatapannya terpusat hanya pada Mentari yang sedang berbicara di sana. Membahas tentang perekrutan anggota osis baru yang akan dilaksanakan 3 bulan lagi, dan juga membahas tentang pengawasan kebersihan lingkungan, serta kedisiplinan siswa agar osis keamanan memperketat penjagaan.

Dan selama rapat itu, yang diadakan di outdoor atau ruangan terbuka, banyak yang mengutarakan pendapat, memberi sedikit banyak tentang masukan, hingga pendapat setiap masing-masing anggota.

Tapi, berbeda dengan Leon yang hanya diam menyimak. Hingga, saat rapat selesai, dan Mentari berjalan ke arahnya.

"Le, menurut lo gimana tentang rapat kali ini?" tanya Mentari yang sudah berada di hadapan Leon. "Lo punya masukan gak?"

Leon menyunggingkan senyumannya dan menggeleng. "Apa yang lo utarain bagus menurut gue. Gue hanya bisa berharap itu sukses kedepannya," sahut Leon ramah.

"Makasih. Semoga lancar aja ya kan?" kata Mentari dan dapat balasan anggukan dari Leon.

"Btw ... gue perhatiin lo banyak diam di rapat kali ini, gak kayak biasanya yang suka nyahut," celetuk Mentari lagi, di akhir kalimat dia terkekeh sendiri.

Leon terdiam dan menatap Mentari lama dan penuh seksama. Mentari yang ditatap pun malah salah tingkah dan mengalihkan pandangannya sambil menunggu jawaban Leon.

"Tar, sebenarnya gue mau ngomong kalau gue mau keluar dari osis." Leon berucap dengan satu tarikan nafas. Tak terdengar gugup atau terdengar canggung.

"Apa?" tanya Mentari. "Maksud gue ... kok tiba-tiba sih? Alasannya apa coba?" tanyanya dengan nada terkejut dan tak yakin. Matanya lekat menatap wajah Leon.

Pemuda itu mengangguk sambil menyahut, "iya, gue mau keluar dari osis ini. Bukannya gak bagus atau apa, cuman menurut gue, gue gak layak jadi osis. Kadang gue gak tegas, banyak hal yang gue lakuin buat kepentingan sendiri, dan ... kadang gue gak adil."

Saat Leon berucap hendak keluar dari osis, ada beberapa siswi yang berada di sana terdiam lalu menatap mereka berdua. Menyimak secara diam-diam.

"Gak tegas gimana maksudnya? 3 bulan lagi lho, Le." Mentari bertanya sambil tertawa, berfikir mungkin Leon hanya bercanda.

"Maafin gue, tapi gue tetap mau keluar dari osis ini. Jaya buat kalian para osis. Kalian semua hebat menurut gue. Sorry juga kalau pengunduran diri gue gak sopan kayak gini," ucap Leon diakhiri dengan senyuman manisnya hingga mencetak lesung pipinya di pipi bagian kiri.

LEONALSHAWhere stories live. Discover now