LEONALSHA || 27. Sekolah lain dan beda sekolah.

338 18 18
                                    

Leon mengetuk pintu ruangan kerja sang Daddynya, yang awalnya membaca sebuah map pada tangannya kini sudah mendongak menatap Leon

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Leon mengetuk pintu ruangan kerja sang Daddynya, yang awalnya membaca sebuah map pada tangannya kini sudah mendongak menatap Leon.

"Ada apa?" tanya pria yang menggunakan kaca mata yang bertengger pada hidungnya itu, dan lengan kemejanya digulung hingga siku membuat pria itu terlihat menawan. Kulitnya juga tidak terlihat tua, karena usia pria itu kini masih 36 tahun. Leon akui, dia pria yang menawan dan tampan dengan status yang sudah punya anak yang bahkan hampir tamat dari sekolah.

"Masuk," lanjut Rion-- Daddy Leon membuat pemuda itu terbangun dari lamunannya. Dia berjalan perlahan dan masuk ke ruangan yang bahkan jarang dia masuki itu. Lalu mengambil tempat duduk di hadapan sang Daddy.

"Dad, Leon mau ngomong," ucap Leon membuka percakapan. Suaranya pelan dan terdengar sangat serius.

"Oke," sahut Rion santai. Kini dia kembali menatap berkas-berkasnya sambil memasang telinga untuk mendengar ucapan Leon. "Kayaknya serius banget, mau ngomong apa?"

Leon menatap Rion dengan lamat-lamat. Antara ragu dan niat ingin mengatakan sesuatu kepada sang Daddy.

"Ini soal ... Alsha," gumam Leon langsung terus terang. Dia terlihat tegas saat berucap itu.

"Alsha? Siapa itu?" tanya Rion. Dia hentikan kegiatannya dan meletakkan berkasnya itu di atas meja. Dan sekarang dia sedang fokus menatap Leon.

"Ck! Masa Daddy lupa sih sama cewek yang Mommy bantu beberapa hari yang lalu, baru tiga hari lho dad, udah lupa aja!" dumel Leon lalu geleng-geleng.

Rion yang awalnya mengerutkan keningnya kini mengangguk-angguk kecil. "Oke, oke. Daddy udah ingat," ucap pria itu. "Kenapa dengan cewek itu? Alsha kan namanya?"

"Hmm," sahut Leon. Lalu dia kembali terdiam. Menatap kedua tangannya yang saling bergenggaman karena masih ragu untuk berbicara, tak berani terus-terang kepada sang ayah.

"Kenapa cewek itu? Gak terjadi yang aneh-aneh kan?" tanya Rion santai dengan tatapan memicing penuh tanda tanya.

Leon cepat-cepat menggeleng, membantah ucapan sang Daady. "No! Gak ada dad. Kok daddy ngomong gitu?"

"Kamu sih, aneh banget! Cepat ngomong aja, kayak cewek aja kamu, mau ngomong aja malu-malu," ujar Rion membuat Leon mendelik tak suka. "Jangan tersinggung lho, kalau gak percaya lihat aja Claret kalau ngomong sama daddy, kalau ada maunya pasti kayak kamu ini. Itu bukti nyata."

Leon mengangguk pasrah. Dan dia sadar, dia memang sedang diledek di sini.

"Oke! Jadi gini, Dad. Leon mau minta tolong sama Daddy buat urus surat masuk Alsha lagi ke sekolah." Leon berucap tegas dan jelas. Tidak gugup lagi seperti sebelumnya, tapi malah Rion yang terdiam dan mengamati wajah Leon.

"Jangan aneh-aneh, Leon.
Daddy gak kenal Alsha, waktu itu Mommy juga cerita dikit soal gadis itu, gak mungkin kan Daddy langsung bantuin," tolak Rion.

LEONALSHADonde viven las historias. Descúbrelo ahora