LEONALSHA || 31. Kaktus hebat seperti kamu.

353 14 4
                                    

Hari minggu pagi, hari libur bagi Alsha, libur dari sekolah maupun dari kerja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hari minggu pagi, hari libur bagi Alsha, libur dari sekolah maupun dari kerja. Pagi ini, Alsha sudah selesai bersiap-siap, sudah rapi dan cantik seperti biasanya. Tapi, kali ini dia siap-siap bukan untuk jalan berdua. Melainkan sendiri, ke sebuah tempat tertentu.

Dan beberapa menit kini dia sudah di tempat yang ingin dia tuju. Ya, Alsha kini berada di pemakaman, berdiri di sebelah makam sang Ibu yang meninggal beberapa bulan yang lalu.

Senyuman manis sekaligus miris terlihat di bibirnya, matanya berkaca-kaca. Perlahan Alsha jongkok di sebelah makam ibunya. Terlihat nama 'Anin Katee' di sana. Nama ibu tercinta hingga ada dirinya di dunia yang berat dan kejam ini.

"Bu ..." kata Alsha perlahan. Air matanya luruh tapi dengan cepat dia hapus. "Alsha mau cerita banyak," lanjutnya lalu mencoba merakit senyuman manis yang terasa sulit dia lakukan.

"Ibu tau ... Alsha masuk sekolah lagi, di sekolah negeri yang gak harus bayar uang sekolah," ucapnya. Gadis itu menunduk dan tangannya rajin mencabuti rumput pada makam ibunya. Rumput-rumput kecil yang meresahkan di sana.

"Ada orang baik yang bantuin Alsha di sini, hidup Alsha jauh lebih baik sekarang." Dia terdiam sebentar sebelum kembali berucap. "Tapi, tak lebih baik dibandingkan dengan adanya ibu. Hidup bareng ibu jauh sangat jauh lebih baik. Tapi ... takdir berjalan sesuai rencana Tuhan bukan? Dan kita harus bisa menerima seperti kata ibu."

Air matanya kembali luruh. Tapi, terus dia berusaha menghilangkan jejak air mata itu yang bahkan akan semakin mengundang air matanya semakin deras membasahi pipinya. "Ah iya, Alsha mau cerita tentang orang baik yang bantu Alsha. Ibu pernah ketemu sama orangnya, satu kali. Dia Leon, dan yang kasih aku kerjaan juga. Ternyata dia baik, Bu. Awalnya aku pikir enggak," ucapnya dan diakhir kalimat dia terkekeh sendiri. "Dan sekarang, yang aku pikir gak baik itu udah pacar aku, dia sayang sama Alsha. Peduli, dan baiiikkk banget Bu. Ibu pasti senang ada yang peduli kayak gitu sama Alsha."

"Alsha juga sayang sama Leon, dan sama Elena, ibunya. Mereka semua baik sama Alsha, apalagi Claret yang lucu. Soal Daddynya ... mmm ... oke, kita bahas yang lain," katanya mengalihkan pembicaraan yang sebenarnya pada dirinya sendiri. Alsha sadar, dia konyol, dia bodoh karena berbicara pada dirinya sendiri. Dia tau tidak ada yang akan mendengarnya di sana.

"Bu, Alsha akan bahagia, Alsha bakal jadi orang hebat dan balas orang-orang baik sama Alsha."

Alsha kemudian mencurahkan semua isi hatinya hingga 2 jam kini berlalu. Jam 11 siang, dia berjalan pulang ke kontrakannya. Sambil termenung di jalanan yang sepi.

Setelah berbincang banyak pada makam sang ibu, dia merasa hampa. Banyak yang kurang menurutnya namun dia tidak tau apa itu.

Dan pada saat di pintu masuk sebuah lorong sepi dan gelap, Alsha berhenti. Karena mendengarkan suara seorang gadis menangis? Dan di depan sana, di ujung lorong itu, Alsha melihat dua pria dan satu wanita di sana. Dan sialnya, satu perempuan itu berniat dilecehkan?

LEONALSHAWhere stories live. Discover now