LEONALSHA || 35. Cukup saling percaya.

276 12 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.






Mentari

Leon boleh datang ke taman belakang? Boleh bantuin gue?

*
*

Leon berdecak kecil membaca pesan dari Mentati itu. Dia masukkan ponselnya ke sakunya dan bangkit berdiri dari duduknya.

"Mau ke mana tuh?" Gilang bertanya sambil memainkan gamenya. Dan mereka berempat; Leon, Lucas, Andrew dan Gilang kini sedang berada di rooftop, tak memilih ke kantin di jam istirahat sekarang.

"Gue ada urusan sebentar, gue cabut yah!" Leon berucap dan tanpa menunggu balasan dia pergi dari sana.

Berjalan di koridor menuju ke taman belakang sekolah, walau dia sedikit malas mau pergi ke sana.

Saat Leon sudah sampai di sana, dia berdiri di tengah-tengah taman yang gak ada siapa-siapa di sana. Memasukkan tangannya ke saku dan menatap sekitar sambil mendengus. Dia malas kalau soal menunggu, lain halnya kalau kepada orang tersayangnya.

Setengah menit hingga satu menit Mentari tak kunjung menampakkan ujung hidungnya membuat Leon tak henti-henti berdecak kesal.

Hingga, saat dia memilih hendak pergi, tiba-tiba seseorang mengejutkannya dengan sebuah pelukan pada perutnya. Tapi, dengan sigap Leon langsung melepaskan pelukan seseorang itu dan berbalik melihat si pelaku.

"Bangsat!" katanya marah dan mengepalkan tangannya. "Berani-beraninya lo!" Dia menunjuk wajah terkejut Mentari.

"L-leon! Gue ... gue minta maaf, gue meluk lo karena ... gue tadi hampir jatuh kesandung sama batu itu!" Mentari berucap dengan suara lemah sambil menunjuk batu yang dekat ke kakinya.

Leon melihat batu itu dan menghela nafas. Dia mengalihkan pandangannya dan memejamkan matanya beberapa detik. "Oke! Maafin gue! Gue reflek marah tadi," katanya dan diangguki oleh Mentari.

"Btw, lo ngajakin gue ke sini ngapain? Boleh langsung to the point?" tanya Leon dengan aura dingin. Tidak terlihat lagi aura ramahnya seperti biasa.

Mentari mengangguk-angguk. "Duduk dulu yuk, soalnya ada banyak yang mau gue omongin sama lo," ajaknya dan menunjuk kursi panjang di taman itu.

Walau rada malas, Leon juga ikut duduk. Di sebelah Mentari yang dipisahkan jarak antara keduanya.

"Jadi?" tanya Leon buru-buru.

Mentari menoleh menatapnya. "Sebenarnya ... aku ... mau cerita soal sesuatu sama kamu, Leon. Udah dari lama."

Leon terkekeh lalu berucap, "gak usah pake aku-kamu, karena ... gak ada hubungan spesial apa-apa diantara kita. Dan ... gak usah terlalu hormat gitu sama gue!" koreksi Leon.

Mentari tidak menyahut dan terdiam sembari menatap Leon seksama. "Sebenarnya ak-gue ... mah ngomong soal perasaan gue."

Leon terlonjak kaget dan menatap Mentari dengan satu alis terangkat. Dia speccless.

LEONALSHAWhere stories live. Discover now