LEONALSHA || 23. Kerinduan suasana keluarga

385 23 8
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Alsha terdiam ketika Leon kembali menanyakan tentang perasaannya, yang belum bisa dia jawab, dan bahkan yang belum dia tau apa jawabannya sendiri.

Dan terjadilah keheningan di sana, Alsha menatap tepat di pupil Leon yang terlihat berbinar dan penuh harap dengan jawaban apa yang ingin dia sampaikan.

Hingga, Hitungan detik berikutnya, terdengar suara pintu balkon sebelah kamar Alsha terdengar. Leon dengan sigap berdiri, menarik Alsha dan keduanya bersembunyi di tembok pemisah antara kamar Alsha dan kamar lainnya itu.

Hal itu terjadi begitu cepat, membuat Alsha takut dan bertanya-tanya apa yang sedang terjadi.

Sekarang dia terhimpit di tembok dengan badan Leon yang kekar dan menjulang tinggi di hadapannya, tak lupa tangan pemuda itu menutup mulut Alsha dengan satu tangannya, dan satu tangannya yang lain memegangi siku Alsha sebelah kanan. 

Tatapan Alsha melekat dan mendongak pada wajah Leon, pemuda itu sendiri masih terlihat siaga, melihat pelaku di sebelah tembok mereka.

"Kayaknya ada suara deh tadi. Apa ada orang?" Terdengar suara Elena dari kamar sebelah Alsha. Semakin dekat kepada keduanya. "Alsha, apa kamu masih bangun?"

Leon semakin mengikis jarak dengan Alsha. Menunduk, menatap gadis itu dan menggeleng, memberi isyarat agar Alsha tidak menjawab. Walau sebenarnya, jika Alsha berniat menjawab, suaranya pasti tak terdengar karena gugup sendiri.

"Perasaan aku aja kali yah?" Kembali terdengar suara Elena berbicara pada dirinya sendiri.

Dan sadar Elena masih berdiri di balik tembok besar tempat Alsha terhimpit sekarang, keduanya masih di posisi yang sama.

Hingga, saat terdengar langkah kaki Elena menjauh, Leon menghembuskan nafasnya lega. Dia menunduk dan memejamkan mata, nampak terlihat takut dengan situasi barusan.

Dan ketika mata elangnya terbuka, pandangan gadis yang di depannya itu ternyata hanya padanya. Setelah itu, pandangan mereka pun terkunci untuk beberapa saat. Dan melupakan tangan yang masih menutup mulut Alsha, serta tubuh mereka yang hampir menempel.

Tak memberitahukan satu sama lain tentang kondisi jantung masing-masing yang berdetak tak karuan.

Tepat beberapa detik kemudian, Leon melepaskan tangannya dari mulut Alsha, mundur beberapa langkah dengan perlahan dan tersenyum sembari mengalihkan pandangannya ke arah langit malam.

"Kalai mommy tau, dia pasti bakalan marah besar," katanya memecah keheningan. "Kamar sebelah adalah kamar mommy dan daddy, dipisahkan sama tembok yang besar, makanya kamu gak tau," jelas Leon.

Alsha berdeham dan mengangguk paham. Dia juga ikut mengalihkan pandangannya, asalkan saja tidak menatap mata elang Leon yang sangat memikat.

"Kayaknya mommy belum tidur juga deh," ucap Leon lagi. "Udah. Sana gih, lo tidur aja, keburu mommy datang dan lihat lo gak ada di kasur. Lagian udah malam banget, gak baik anginnya sama lo yang baru sembuh."

LEONALSHAWhere stories live. Discover now