Différent ; 29. Take Off, See You Soon

726 142 22
                                    

HAPPY READING

Malam ini, kamar Rora sudah penuh dengan 3 orang tamu tak diundang yang memutuskan akan menginap. Dengan alasan tidak bisa ikut mengantar Rora ke bandara esok hari, Ahyeon, Rami, dan Canny memutuskan akan menginap di kamar Rora sebagai gantinya.

"Kak Rami curang! Seharusnya kamu turun, kamu berada di mulut ular!" Rami mendelik tak terima saat Canny menyuruhnya untuk turun.

"Kamu apa-apaan? Sudah jelas dadu yang aku lempar menunjukkan titik 4, yang berarti melewati mulut ular. Kamu tidak bisa berhitung ya?" tuding Rami.

Sedangkan kedua orang berbeda usia itu saling debat, Ahyeon dan Rora menyibukkan diri di atas ranjang dengan wajah yang sudah tertempel dengan masker wajah. Keduanya tertawa tanpa ekspresi melihat pertengkaran tak bermutu itu, yang justru berhasil membuat tawa Ahyeon semakin keras sampai-sampai masker yang ia pakai retak.

"Malas sekali aku. Sudahlah! Aku ingin cuci muka, rasanya sia-sia saja saat sudah kering kak Ahyeon justru tertawa."

Pada akhirnya, Rora memutuskan untuk pergi membasuh wajahnya. Tak menghiraukan tatapan protes dari Ahyeon yang berusaha mencegahnya dengan suara yang tertahan, padahal sudah tidak berguna karena masker di wajahnya sudah retak.

"Ahyeon, lebih baik kamu ikut Rora ke kamar mandi. Wajahmu tidak ada bedanya dengan badut pasar malam." sarkas Rami. Gadis itu menatap kembarannya dengan tatapan kesal.

Sedangkan Ahyeon berdecak. Ia segera bergegas menyusul Rora dengan menggerutu sepanjang jalan. Ayolah, Ahyeon baru mengoleskan masker itu kurang dari 2 menit, tapi mengapa saat sudah kering, ada saja hal yang membuatnya tertawa.

Setelah selesai membasuh wajah, Rora dan Ahyeon keluar bersama dari kamar mandi. Mereka lantas menyusul Rami dan Canny yang duduk beralaskan karpet bulu di dekat ranjang.

"Haish, kak Rami sudah aku katakan jangan curang! Aku melihatmu melempar dadunya 2 kali, ya." Canny memunggungi Rami sembari melipat kedua tangannya, "sudahlah, aku malas. Lebih baik kak Rami bermain dengan kak Ahyeon atau Dain saja."

Rami yang melihatnya berdecak, lalu tatapannya tertuju pada Ahyeon yang sedang menguap, lalu beralih lagi pada Rora yang menyangga dagunya dengan wajah yang terlihat mengantuk.

"Astaga, kalian berdua sudah mengantuk di jam 9?" tanya Rami, sedikit tak habis pikir dengan 2 orang pemilik otak jenius itu.

"Justru karena sudah jam 9 kami mulai mengantuk," sahut Ahyeon dengan nada malasnya.

Rami berdecak. Ia lantas membereskan permainan ular tangga yang beberapa waktu lalu ia dan Canny mainkan. Gadis dengan tinggi badan di atas rata-rata itu beranjak untuk meletakkan bekas permainannya di atas meja nakas. Lalu setelahnya, ia menghampiri Canny untuk menepuk pelan pundak si bungsu yang tengah mendiamkannya.

"Aku minta maaf. Jangan marah lagi, akan ku buang ular tangga mu jika tidak memaafkan ku." Canny melotot mendengar itu, ia berbalik hendak protes. Tapi ia urungkan saat melihat raut datar milik Rami.

"Ck, iya, aku maafkan. Jangan mengancam ku!" ucap Canny sedikit kesal.

Setelah itu, keduanya beranjak untuk naik ke atas ranjang menyusul Ahyeon dan Rora. Mereka saling diam. Ahyeon dan Rora yang terlihat mengantuk, lantas menempatkan diri di tengah-tengah ranjang. Di susul oleh Canny yang tidur di sebelah Ahyeon, tepatnya di pinggir ranjang. Dan Rami yang berada di samping Rora, pun di pinggir ranjang.

"Rora, tidurlah. Kamu besok harus bersiap lebih awal agar tidak terlambat ke bandara." Rami berucap pelan sembari memeluk Rora dari samping.

"Benar, Dain. Jangan begadang, malam ini kamu harus tidur lebih awal agar besok bisa bangun lebih awal juga." sahut Canny. Gadis itu tengah memeluk Ahyeon yang terlihat sudah memejamkan mata, tapi belum sepenuhnya tidur.

Différent [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang