Différent ; 32. Not a Failure

778 140 28
                                    

HAPPY READING

Cklek

Asa dan Nayeon lekas berdiri, saat seorang dokter pria yang terlihat sudah berumur berjalan kearah mereka. Asa membasahi bibirnya yang terasa kering, menyiapkan diri dengan kemungkinan-kemungkinan yang akan disampaikan oleh sang dokter.

"Sorry, which one of you is the patient's family?" tanya dokter itu. Asa mengangkat tangannya.

(Maaf, siapa dari kalian yang menjadi keluarga pasien?)

"Ah, you?"

Asa mengangguk, "Did something happen to my sister, doc?"

(Apakah terjadi sesuatu dengan adikku, dok?)

"Can we talk in my room? There are several things I must tell you."

(Bisakah kita berbicara di ruangan saya? Ada beberapa hal yang harus saya sampaikan.)

"Sure,"

Asa menatap Nayeon yang sedari tadi hanya diam sembari memperhatikan dirinya dengan dokter. Ia lantas berpamitan sebelum berjalan mengikuti sosok dokter tersebut.

"Miss, saya harus ikut dokter. Tolong, temani Rora sampai saya kembali." pinta Asa.

"Pergilah. Rora aman bersama ku." ucap Nayeon.

Setelah itu, Asa berjalan mengikuti langkah kaki sang dokter. Ia ikut masuk ke dalam ruangan yang dirinya yakini sebagai ruangan milik dokter tersebut.

"Please sit,"

"Thank you,"

Dokter Fredrick namanya. Ia mendudukkan dirinya pada kursi diseberang Asa. Mencoba mencari posisi duduk yang nyaman sebelum menjelaskan apa yang terjadi.

"Miss, regarding the patient's condition. At this time, I can't say if the patient is doing well. There were several symptoms in her body that I was suspicious of."

(Nona, mengenai kondisi pasien. Untuk saat ini, saya tidak bisa mengatakan jika pasien sedang dalam keadaan baik-baik saja. Ada beberapa gejala di dalam tubuhnya yang sempat saya curigai.)

Asa mengerjap pelan, "Please, explain, doc."

(Tolong, jelaskan, dok.)

"Jung Rora experienced a sudden attack of cold, her legs swelled, and she also lost her pulse in her limbs. From all these symptoms, I can conclude that Jung Rora has Vasculitis. Namely inflammation of the blood vessels." Jelas sang dokter.

(Jung Rora mengalami serangan kedinginan secara tiba-tiba, kakinya membengkak, dan dia juga kehilangan denyut nadi pada tungkai tubuh. Dari semua gejala itu, saya bisa menyimpulkan jika Jung Rora terkena Vaskulitis. Yaitu peradangan pada pembuluh darah.)

Asa mematung mendengar penjelasan itu. Ia menggeleng pelan dengan air mata yang menetes secara perlahan.

"Is vasculitis dangerous, doc?" tanyanya.

(Apakah Vaskulitis termasuk berbahaya, dok?)

Dokter Fredrick menggeleng pelan, "It depends on what type of vasculitis Jung Rora has."

(Tergantung Jung Rora terkena Vaskulitis jenis apa.)

Dokter Fredrick menatap serius pada Asa yang kini sedang mencoba untuk menghapus air matanya yang terus mengalir.

Différent [✓]Where stories live. Discover now